Expectations Tree Part 2
Title : Expectations Tree Part 2
Autor : Be’ans
Main cast : Choi Youngmun,Lee Jinki,Kim Kibum
Support cast : Lee Taemin,Choi Minho,Kim Jonghyun,Other
Lenght : Sequel
Genre : Romance, school life
Rating : PG-16
Summary : “Kau terlihat manis saat seperti ini”
A.N :
Semua yang aku buat disini cuma ngarang, maaf kalo cast nya ngawur di sini, ini
adalah ff ke-2 yang aku buat, yang satu masih abal-abal mungkin yang ini
juga._. semoga terhibur yah, maaf kalo feelnya ga dapet maklum masih pemula.
Happy reading ^^V
|Part 1|
Dikursi
taman yang menghadap danau kecil ini Youngmun duduk. Dengan tatapan kosong
Youngmun menatap danau di depannya. Tak lama air mata mengalir dari mata
indahnya, air itu mengalir tanpa izin sang pemilik, air itu terus mengalir
tanpa henti. Kini Youngmun menangis, menangis karena mengigat semua kenangan
bersama kedua orangtua yang ia sangat sayangi. Bahu Youngmun bergetar yeoja
bermata coklat ini menunduk tak bisa membendung rasa sedihnya.
Yongmun
merasa ada yang menyetuh bahunya. Tanpa ragu Youngmun menoleh.
“Oppa?”
~***~
“Aku sudah
tau, kau pasti akan ketaman ini” Mereka berjalan beriringan, namja ini berbicara tanpa melihat
Youngmun ia fokus pada jalannya. Berbeda dengan Youngmun yang berjalan dengan
menundukkan kepala.
Youngmun sedikit
tersentak. Yeoja ini menoleh ke arah namja yang berada di sebelahnya dengan
kepala yang sedikit di dongakkan. “Apa kau tau dari Mino oppa? Padahal aku tidak memberi taunya bahwa aku akan ke kemari”
“Bukan Minho
yang beritahu” Kini namja ini
menghentikan langkahnya.
“Bagaimana
kau bisa tahu aku di sini?” Youngmun sedikit bingung dengan namja yang ia
panggil oppa ini. Bukan kali pertama namja ini memergokinya menagis di kursi
tepi danau.
“Aku tidak
tau”Namja ini berjalan meninggalkan
Youngmun yang masih berpaut dengan pikirannya sendiri.
“Ya!
Jonghyun oppa! Tunggu” Youngmun
berlari mengejar Jonghyun yang kini sudah jauh dari tempat ia berdiri.
~***~
“Sepertinya
musim semi akan berakhir” Mereka kini ada di sebuah cafe dekat taman. Jonghyun menghadap jendela yang berada tepat di
sebelah kanannya.
“Hemm”
Youngmun mengatartikan ia sependapat dengan Jonghyun. Memegangang cangkir coffee latte dengan kedua tangannya dan
meniup-niup uap yang di hasilkan kopi itu Youngmun sangat menikmatinya. “Oppa, kau belum menjawab pertanyaanku?”
Menaruh coffee lattenya di meja dan
menatap Jonghyun.
Jonghyun
menoleh ke arah Youngmun dengan tatapan bingung. “Pertanyaan yang mana?”
“Huuhhh”
Youngmun membuang nafas kesal dan mengulang pertanyaanya.”Kau belum menjawab
pertanyaanku yang tadi. Bagaimana kau tau kalau aku ada di taman?” Youngmun
penasaran dengan hal ini karena ini bukan kali pertama Jonghyun ada di taman
saat Youngmun ada disana dan menagis. Youngmun selalu ingin tau tentang hal itu
tapi, namja ini selalu berkata ‘aku
tidak tau’.
“Bukannya
sudah kukatakan aku tidak tau. Mungkin hanya kebetulan” Sedikit kesal dengan
pernyataan yang di lontarkan Youngmu tarus menerus.
“Pasti ada
yang oppa sembunyikan kan?
Mengakulah! Ini tidak mungkin kebetulan. Ini juga bukan pertama kalinya oppa bertemu denganku di danau taman tadi”
Youngmun mulai curiga dengan chingu oppanya
ini.
“Tidak ada
yang ku sembunyikan. Aku ke taman hampir setiap saat bukan seperti kau ke taman
hanya untuk menangis” Jonghyun mencibir.
“Benarkah?
Aku ke taman hanya untuk menangis? Kau bercanda oppa” Youngmun sedikit malu karena kecengegannya di ketahui oleh chingu oppanya.
“Haiiss kau
ini jangan berbohong. Setiap kali aku bertemu denganmu pasti matamu sembab dan
hidungmu memerah apa itu bukan menagis eoh?” Jonghyun mulai menyudutkan
Youngmun dengan semua pernyataan tentang kebiasaan yeoja ini menagis ditaman.
“Sudahlah,
minum kopimu oppa sebelum dingin”
Youngmun mengalihkan pembicaraan mereka sebelumnya, takut Jonghyun semakin
menyudutkannya.
~***~
Langit yang
cerah mengawali pagi yang indah ini. Angin musim semi mulai berhembus,
menghembuskan daun-daun kering dari pepohon sekitar kota. Siulan burung tidak
terdengar yang terdengar saat ini adalah suara lalu-lalang kendaraan umum
maupun pribadi. Pagi ini begitu cerah jadi yeoja
ini tidak perlu repot-repot memkai payung untuk ke sekolah. Kali ini Youngmun
pergi dengan bus di karenakan Minho oppanya
sedang ada rapat di kantornya.
Yongmun
berjalan meninggalkan halte dimana bus menurunkannya. Tak lama Youngmun
mendengar ada yang memangilnya dari belakang. Mau tak mau yeoja ini harus menoleh ke belakang dan memastikan siapa yang
memangilnya.
“Ternyata
kau Taemin” Youngmun tersenyum pada Taemin yang baru turun dari bus yang ia
tumpangi. Taemin sedikit berlari mendekati Youngmun. Tak lama setelah Taemin
sampai di tempat Youngmun berdiri keluarlah Jinki dari bus yang sama dengan
Taemin, wajah Youngmun berubah menjadi wajah malas.
“Apa noona selalu naik bus saat pergi
sekolah dan pulang kerumah?” Kini Taemin berajan beriringan dengan Youngmun
sedangkan Jinki berjalan di belakang mereka dengan headset yang tertancap di lubang telinganya.
“Tidak juga,
biasanya oppaku yang mengantar tapi
pagi ini dia ada meeting” Youngmun
menjelaskan kepada Taemin dan Taemin hanya mengangguk-ngangguk.
Setelah
menepuh waktu kurang dari lima menit merka sudah sampai di gerbang sekolah.
“Hyung, noona aku duluan” Taemin menoleh
ke belakang untuk berpamitan kepada hyungnya
dan berpamitan pada Yougmun. Tidak lupa Taemin melambaikan tangannya di balas
hangat oleh Youngmun, sedangkan Jinki hanya memandanginya saja.
Kini tinggal
Youngmun dan Jinki yang ada di depan gerbang. Mereka berjalan menuju kelas
mereka yang ada di lantai dua. Sekolah masih sepi karena ini masih sangat pagi.
Kelas dimulai pukul setengah delapan dan sekarang masih pukul setengah tujuh.
Youngmun dan Jinki berjalan tidak beriringan malainkan sendiri-sendiri,
Youngmun ada di depan sedangkan Jinki ada di belakangnya.
“Sepi
sekali” Youngmun celingak-celinguk melihat sekitarnya.
“Karena ini
masih pagi, dasar yeoja babo” Jinki
yang ada di belakangnya menanggapi gumaman Youngmun. Perkataan ‘yeoja babo’ di akhir kalimat Jinki
membuat Youngmun emosi dan memutar badannya menghadap Jinki dengan wajah yang
merah.
“Berhenti
memanggilku yeoja babo arraseo?!”
Tangannya ia kepalkan di sisi tubuhnya menahan emosi.
“Baiklah yeoja babo” Jinki mengulang kata-kata ‘yeoja babo’ di akhir kalimatnya dan
meninggalkan Youngmun begitu saja.
“Ya!Jinki-ssi” Suara Youngmun bergema di sepanjang
koridor sekolah. Membuat anak-anak yang berada di kelas keluar untuk melihat
siapa yang berteriak. Yeoja ini malu
lalu menepuk dahinya dan menunduk. Youngmun sedikit bersyukur karena belum
banyak anak yang datang kesekolah.
~
Didalam
kelas sangat gaduh padahal pelajaran sudah di mulai lima belas menit yang lalu.
Park seongsenim belum datang jadi
para murid tidak perlu khawatir. Banyak siswa ataupun siswi yang
berbincang-bincang dengan taman sebangkunya, ada pula yang bermain
lempar-leparan kertas.
“Kau tau,
tadi aku melihat Youngmun dan Jinki berangkat bersama” Youngmun mendengar salah
satu temannya bembicarakannya.
“Benarkah?”
Kata yang lainnya tidak percaya. Ketiga yeoja
yang sedang mendengarkan chingunya
berbicara tidak percaya akan hal itu karena mereka tau bahwa Jinki adalah namja yang dingin.
“Iya kalau
tidak percaya tanya saja pada Youngmun” Yeoja
yang Youngmun tau bernama Jung Nana ini meyakinkan teman-temannya akan hal itu.
“Heyy! Seongsengnim sudah datang!” Tariak
seorang namja dari balik pintu dengan setengah badannya di luar ruangan dan
yang setengahnya berada di dalam kelas. Setelah mengetahui hal itu, semua yang
ada di kelas kembali ke tempat duduk masing-masing dan merapikan posisi duduk
dan seragam mereka.
“Annyeonghaseyo” Sapa Lee seongsenim dengan ramah.
“Annyeonghaseyo seongsenim” Ucap para
murid dan membungkuk
“Hari ini
Park seongsenim ada perlu mendadak
dan beliau menitipkan tugas ini untuk kalian” Belum selesai Lee seongsenim menjelaskan murid-murid mulai
ribut karena adanya tugas yang di berikan Park seongsenim. “Tenang-tenang, tugas ini tidak di kerjakan seorang
diri, tugas ini kalian kerjakan dengan teman sebangku kalian”
“Wae?!” Yaoungmun tersentak kaget dan
membulatkan matanya. Yeoja berambut
coklat keemasan ini tidak ingin satu kelompok dengan Jinki yang notabennya
adalah namja yang dia cam sebagai
orang yang menyebalkan.
“Seongsenim bisakah aku tidak dengannya?”
Yaoungmun mengangkat tangannya dan berdiri dari bagkunya.
“Maaf Choi
Youngmun ini sudah ketentuan dari Park seongsenim”
Setelah benjawab pertanyaan Youngmun seongsengnim menyampaikan salam dan meninggalkan ruangan.
“Ahhh mimpi
apa aku semalam?” Youngmun menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.
“Kau pikir
aku mau satu kelompok dengan yeoja babo
sepertimu?” Lagi-lagi Jinki menaggapi gumaman Youngmun, kali ini yeoja manis ini tidak menaggapi
perkataan Jinki.
DEETTT
DEETTT
“Hey,
Youngmun apa kami boleh duduk di sini?” Nana dan chigu-chingunya tiba-tiba datang di saat Youngmun sedang meminum
banana milknya.
“Boleh”
Youngmun terseyum dan menggeser badanya ke sebelah kanan agar teman-teman Nana
bisa duduk.
“Kau tidak
makan Youngmun?” Salah satu teman Nana bertanya kepada Youngmun. Yang Youngmun
kira-kira bernama Jiuen.
“Sudah baru
saja selesai saat kalian datang” Dengan ramah Youngmun menjawab pertanyaan dari
Jieun.
Youngmun POV
Mereka ini
sedang apa sih sebenarnya? Makan atau bergosip? Disini aku hanya mendengarkan
perbincangan mereka. Yeoja yang ada
di sebelah Nana itu yang bernama Minji sekarang dia sedang membicarakan hoobae yang bernama Lee Wongeun. Tiba-tiba yeoja yang ada di depan Minji yang
bernama Hyebyung itu histeris saat namja
yang aku tak tau siapa namaya lewat di sebeahnya.
“Lihat-lihat
Hyunwo sunbae aahh tampan sekali”
Ternyata namja yang tadi itu bernama
Hyunwo.
“Aku lebih
suka dengan Jinki, dia sangat tampan dan cool” Aku tersedak mendegar Jieun
menyebut Jinki dangan sebutan tampan.
“Youngmun gwenchana?” Jieun yang ada di sebelahku
menyodorkan minuman ke arahku. Aku menolak dan meengambil banana milk yang
masih tersisa di depanku.
“Gwenchana” Aku terseyum dengan di buat-buat
dan memukul-mukul dadaku ini efek dari tersedak tadi.
“Nana
bukankah itu Taemin? Dia cute sekali”
Hyebyung menunjuk seorang namja yang
dia sebut Taemin dengan segera aku melihat siapa namja yang Hyebyung tunjuk mungkin
saja Taemin cuteku itu. Dan ternyata
benar itu Taemin cuteku.
“Jinja? Dia cute sekali” Nana mulai menoleh ke belakang dan menaruh kedua
tangannya di pipi cubinya.
Mereka makin
panik saat Taemin terseyum dan berjalan kearah kami. Ada apa dengan mereka? Yeoja-yeoja yang aneh. Tak lama Taemin
sudah duduk di kursi kosong di sebelahku dan tersenyum.
“Noona, mengapa tidak bersama dengan hyung?” Pertanyaan macam apa ini? kali
ini Taemin benar-benar membuat yeoja-yeoja
ini semakin aneh.
“Apa? Aku?
Bersama hyungmu? Itu tidak mungkin
Taemin” Aku menunjuk diriku sendiri. Apa Taemin tidak tahu bahwa hyungnya itu namja yang paling
menyebalkan, mana mungkin aku bersamanya saat istirahat seperti ini.
“Apa kalian
saling mengenal? Siapa yang dia maksud hyung?”
Saat Taemin ingin melanjutkan kata-katanya Nana sudah mendahuluinya.
“Ne, aku sudah menganggapnya seperti noonaku sendiri. Soal siapa yang ku
maksud dengan hyung itu Jinki, Lee
Jinki dia namjachigunya Youngmun noona, ya kan noona?”
“Andwe! Jangan dengarkan perkataannya”
Aku pelototi Taemin dan kemudian aku lambaikan tanganku ke arah Nana dan chingu-cingunya nemandakan bahwa itu
tidak benar.
“Jangan
berbohong noona, bukankah kejadian
di.. eemmpphh” Belum Taemin menyelesaikan kalimatnya, mulutnya sudah aku bekap
dengan tanganku.
“Jangan
dengarkan dia ne, aku pergi dulu”
Masih membekap mulut Taemin aku mengeretnya pergi dari hadapan Nana dan chingu-chingunya.
“Ya emmpphh noona emmpphh lepaseeemmpphhkan”
Akhirnya aku melepaskan tanganku dari mulut Taemin. Aku lihat nafasnya
terengah-engah sepertinnya setelah ini dia akan protes dan marah padaku.
“Ya! apa
yang noona lakukan eoh?” Kini namja
ini mulai marah kepadaku, ahh neomu
kyeopta.
“Kau sangat
cute saat marah Taemin-ah” Kataku sambil mencubit pipi cubinya.
“Haiiss
lepaskan noona aku bukan anak kecil” Namja ini menepis tanganku dari pipinya.
“Baiklah.
Ini semua berawal dari kau” Aku lipat kedua tanganku di depan dada dan
melancipkan bibirku.
“Wae? Aku? Tapi benarkan kalau noona itu yeojachingu hyungku”
Namja cute ini menunjuk dirinya sendiri dan membela diri.
“Andwe! Aku bukan yeojachingu hyungmu! Dan tidak akan!” Kataku pada Taemin kemudian
meninggalkannya begitu saja.
DEETTT
DEETTT
DEETTT
Bel sudah
berbunyi bukan bel istirahat melaikan bel pulang sekolah. Perlahan-lahan kelas
mulai sepi kini hanya beberapa murid saja yang berada dikelas terutama Jinki
dan Youngmun.
Youngmun
tenggah mengemasi peralatannya sedangkan Jinki mendengarkan lagu dari ipodnya. Kedua tanganya ditaruh di
belakang kepala matanya ia pejamkan menikmati alunan lagu yang keluar dari
headset merah yang ia gunakan. Disaat Youngmun berdiri dari kursinya tangannya
di tahan oleh Jinki.
DEK
Jantung Youngmun berdetak tidak karuhan. Berkali-kali yeoja manis ini menarik dan meghembuskan nafas secara cepat
mengatur detak jantungnya tapi itu percuma detak jantungnya tak kunjung stabil.
“Besok kita
kerjakan tugas Park seongsenim” Jinki
melepas pegangan tangannya dari pergelangan tangan Youngmun.
“Baiklah”
Setelah bebicara dengan Jinki, Youngmun pergi meninggalkan Jinki sendirian di
dalam kelas.
~***~
“Yougmunie
apa besok sepulang sekolah kau ada acara?” Minho yang ada di ruang tengah
sedang asik bergelut dengan playstationnya
wajah seriusnya membuat wajah tampannya semakin tampan.
Dari arah
dapur Youngmun datang dengan membawa dua gelas coklat panas kemudian duduk di
sofa dan menaruh coklat panas untuk Minho di meja.”Memang kenapa oppa?” Setelah menjawab bertanyaan Minho,
yeoja ini menyesap coklat panasnya
dengan hati-hati.
“Aku ingin
mengajakmu pergi” Minho memfokuskan dirinya pada game yang ia mainkan. Tanganya ikut bergerak kekanan dan kekiri
mengikuti game yang sedang ia
mainkan.
“Rencananya
sih aku akan kerja kelompok, oppa”
TUK terdengar suara gelas dan meja kaca saling terhantuk. Suara itu didapat
dari gelas merah muda yang Youngmun taruh di atas meja.
“Oh begitu,
kalau begitu lusa saja, bagaimana? Kau bisa kan?” Minho telah menyudahi bermain
gamenya dan kini ia sedang
merapikanya.
“Lusa? Bisa,
memang aku harus ikut ya oppa?” Minho
sudah selesai merapikan playstationnya
dan kini duduk di sofa bersama Youngmun. Dongsaengnya
menyodorkan coklat panas yang spesial ia buatkan untuk Mino oppanya ini.
“Gomawo. Iya kau harus ikut, lusa juga
kau akan tau” Minho berterimakasih kepada Youngmun dongsaengnya yang manis itu. Gelasnya yang Youngmun berikan tadi
kini isinya telah habis karena pemiliknya telah menegak habis isinya. Coklat
panasnya tadi menjadi hangat dan memudahkan Minho untuk menghabiskannya.
“Ne,Aku jadi penasaran” Youngmun
memejukan bibirnya yang dia buat-buat agar terlihat cute.
“Ah neomu kyopta” Minho mencubit pipi cubi
Youngmun dengan gemas. “Ya! sakit oppa”
Youngmun mengelus-elus pipinya yang tadi di cubit Minho.
“Sebaikanya
kau tidur” Jam telah menunjukan pukul sembilan malam wajar kalau Minho menyuruh
doengsaengnya tidur lagi pula esok
Youngmun harus sekolah, Minho tidak mau mendengar teriakan Youngmun yang
menggema di seluruh ruangan karena kesiangan.
“Ne oppa”
~***~
TING NONG
TING NONG
TING NONG
Seorang yeoja sedang berada di depan teras rumah
yang kini sedang memencet bel rumah tersebut. Yeoja yang bernama Youngmun ini sedang menunggu pintu yang ada di depanya
ini di buka agar dia bisa masuk tentunya.
“Tunggu
sebentar!” Terdengar suara yang menyaut dari dalam rumah TAP TAP TAP tak lama
terdengar suara langkah kaki yang mendekat kearah pintu.
“Oh,Youngmun
noona, silahkan masuk” Setelah
membukakan pintu namja cute dan manis
bernama Lee Taemin mempersihlakan Youngmun masuk kedalam rumahnya.
“Duduklah
disana, sebentar aku panggilkan hyung”
Taemin menunjuk sofa yang ada didepan televisi. Namja tadi tidak meyuruh Youngmun duduk di sofa ruang tamu
melainkan di sofa ruang tengah. Namja
berambut coklat tua itu kini sedang berjalan meuju tangga lantai dua.
“Oh ne” Youngmun tersentak fokusnya pada isi
rumah Taemin dan Jinki hilang seketika saat Taemin menyuruhnya duduk.
Mata
Youngmun tidak henti memperhatikan sekeliling isi rumah ini. Di bagian kanan
dan kiri televisi terdapat sejumlah foto yang berjejer rapi. Youngmun tertarik
dan mendekat memperhatikan satu demi foto yang ada.
Disaat
seperti ini Youngmun terlihat sangat lucu dengan pipi yang di gembungkan, wajah
yang sedikit memerah di karenakan menahan tawa. Melihat foto Jinki saat masih
kanak-kanak adalah hal yang membuat Youngmun tidak bisa berhenti tertawa,
mungkin kalau yeoja ini tidak tau
sopan santun, pasti Youngmun sudah tertawa terbahak-bahak. Foto Jinki yang
masih gendut itu memuatnya geli.
“Noona” Yongmun sedikit tersentak karna
Taemin memanggilanya. Cepat-cepat Youngmun menoleh kearah tangga dan menemukan
Taemin disana.
“Ne?” Taemin turun dari tangga dan
menghampiri Yaongmun yang di pergokinya sedang menahan tawa tak jelas. Taemin
tau apa yang sedang Yongmun tertawakan pasti foto hyungnya saat masih kecil.
”Hyung bilang noona langsung saja kekamarnya”
“Aku?” Sedikit
shock dengan perkataan Taemin barusan. Apa dia-Youngmun- tidak salah dengar?
Taemin hanya mengagguk meng ’iya’ kan pertanyaan Youngmun.
“Kau yakin?”
Kini Youngmun benar-benar memastikan arti anggukan Taemin tadi.
TOK TOK
TOK
“........”
TOK TOK TOK
“.........”
TOK TOK TOK!
Youngmun
sudah berkali-kali mengetuk pintu kamar ini, tapi sang pemilik-Jinki- belum
juga membuka pintunya. Sekali lagi yeoja
ini mengetuk pintunya tapi hal yang sama terjadi. Tidak ada yang membukakan
pintu ini dan tidak ada tanda-tanda manusia di dalamnya.
TOK TOK TOK
“Ya! Jinki-ssi apa kau di dalam?!” Youngmun
mengetuk-ngetuk pintu itu lagi dan lagi tetapi hasilnya tetap sama.
“Jinja! Kalau kau tidak membukakakan
pintunya lebih baik aku pulang! Dan kau! Kerjakan semuanya sendirian!” Youngmun
emosi. Suaranya sangat mengelegar di sekitar lantai 2 ini mungkin Taemin yang
ada di bawah bisa mendengar teriakan Youngmun itu.
“Hey yeoja babo! Kamarku disini!” Youngmun
yang seakan-akan marah pada pintu itu cepat-cepat menoleh ke arah kanannya
melihat Jinki yang mengeluarkan kepalanya dari balik pintu dengat wajah datar.
“Ne?” Malu. Rasa itu yang kini rasakan.
Bisa-bisa ia-Youngmun- menjadi bahan tertawaan Jinki nanti. Marah- marah pada
pintu yang tidak tau pintu itu menuju kemana.
“Cepat
kesini kau bisa dikira gila oleh eommaku
nanti” Jinki sudah memasukkan kembali kepalanya setelah bebicara pada Youngmun.
Dengan cepat Youngmun mengikuti perintah Jinki saat itu juga.
“Apa yang
kau lakukan tadi eoh? Memalukan” Nada bicara Jinki sangat bisa di bilang
mengejek. Berbica tanpa melihat lawan bicaranya. Itu yang ia lakukan. Jinki
“Kau
melihatnya?”
“Ne. Semua-nya”
“Wae? Semuanya?” Youngmun membukatkan
mata dan mulutnya saat ini.
“Ne semuanya. Dari kau mengetuk pintu
sampai kau teriak-teriak tak jelas seperti tadi” Jinki tertawa puas melihat
tingkah Youngmun yang menurutnya sangat aneh dan lucu. Bagaimana tidak namja sipit ini melihat Youngmun
mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi dan marah-marah tak jelas.
“Ya! kenapa
kau tak memanggilku dan berkata bahwa aku salah kamar!” Youngmun
menghentak-hentakan kakinya sebal. Raut wajah malunya berubah menjadi emosi.
Emosi karena tau bahwa Jinki mempermainkannya.
“.......”
Tak ada jawaban dari Jinki. Namja ini
fokus pada handphonenya. Sedangkan
Youngmun yang menunggu jawaban dari Jinki hanya mengendus kesal.
“Ya! kau
memang namja yang sangat menyebalkan!” Langsung saja Youngmun duduk di tepi
kasur mulik Jinki dangan kasar.
Seketika
hening. Tidak ada yang ingin memulai pembicaraan. Jinki masih asik dengan handphone miliknya sedangkan Youngmun menopang
dagunya di atas kedua punggung tangannya yang bertumpu pada paha kakinya.
Bingung ingin melakukan apa saat ini.
“Apa kita
bisa mulai?” Masih fokus dengan handphonenya.
“Hem?”
Bingung. Saat ini yeoja manis nan
cantik ini bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Jinki beberapa
detik yang lalu.
“Ayo kita
mulai. Menunggumu dari tadi dan saat kau datang malah membuat masalah”
“Ya! aku
membuat masalah? Apa? Apa yang aku lakukan?!” Emosi gadis 16 tahun ini mulai
keluar lagi. Entah mengapa Youngmun selalu marah-marah bila merasa dirinya
benar.
“Sudah jelas!
Kau datang terlambat dan teriak-teriak tidak jelas seperti tadi” Kini Jinki
tidak mau kalah dengan Youngmun yang sedang marah. Nada bicaranya ia-Jinki-
naikkan sedikit lebih tinggi.
“Aku
terlambat ada alasannya! Pertama busnya sanagat lama dan yang kedua rumahmu itu
sangat sulit untuk di temukan. Kau tau hampir 30 menit aku mengelilingi komplek
ini. Harusnya kau hargai aku yang sudah susah payah kesini” Youngmun mengatatur
nafasnya. Melanjutkan kalimat yang belum selesai.
“Tadi kau
bilang apa? Teriak-teriak tidak jelas? Tadi sudahku katakan ini semua salahmu
yang tidak buru-buru beritau aku bahwa itu bukan kamarmu! Agghh aku lelah!”
Yeoja ini mulai lelah karna aksi marah-marahnya sendiri. Menyenderkan
punggungnya secara kasar di kasur yang sedang ia duduki sekarang.
“Apa kau
sudah selesai marah-marahnya? Kalau begitu cepat kau kerjakan tugasnya aku ada
perlu sebentar” Jinki bangkit dari bangkunya mengambil buku-buku dari meja
belajarnya. Melempar buku-buku itu di hadapan Youngmun tanpa bersalah.
“Ya! Itu
namanya tid-“
“Ya! ya! ya!
aghh dasar namja menyebalkan”
Belum
selesai Youngmun menyelesaikan kalimatnya Jinki sudah pergi meninggalkannya
begitu saja. Dengan berat hati Youngmun mengerjakan tugas yang di berikan songsaengnim sendirian. Bibir bawah yang
di majukan dan wajah yang di tekuk memandakan bahwa yeoja ini sedang kesal. Kesal atas perilaku Jinki terhadapnya.
Diambilnya
semua buku yang ada di atas kasur. Membawanya ke meja belajar Jinki dengan kaki
yang ia seret-seret. Menarik kursi yang tadi namja bernama Jinki duduki.
“Aghh kalau
tau akan seperti ini aku kerjakan saja sendiri dirumah”
“Ahh aku
malas sekali”
“Ini
bagaimana caranya?!”
“Eotteohge?!”
“Ahhg
MOLLA!”
Menggerutu. Yeoja ini menggerutu di setiap saat.
Mengeluhkan semuanya. Hingga akhirnya yeoja
ini menyerah dan memilih tidur dari pada mengerjakan tugas-tugasnya. Lelah akan
tugas ini dan lelah dengan tingkah Jinki yang egois. Tak peduli ekspersi Jinki
nanti saat tau bahwa dia-Youngmun- lebih memilih tidur di bandingkan
mengerjakan tugas kelompok mereka.
“Ya! apa kau
su-“ Melihat Youngmun yang tertidur pulas di meja belajarnya, Jinki.
Menggantungkan kalimatnya.
Mendekat
kearah Youngmun. Namja sipit ini
berlutut di sebelah meja belajarnya menghadap wajah Youngmun yang sedang
tertidur.
Memperhatikan
tiap lekukan wajah Youngmun yang sedang terlelap. Dengan bibir yang sedikt
terbuka memamerkan dua gigi depannya, yeoja
ini tetap terlihat manis. Pipinya yang sedikit tertekan lapisan meja yang datar
menampilkan kesan cute pada dirinya. Beberapa helai rambut yang menutupi
wajahnya tidak menutupi kesan beauty di
wajahnya.
Mungkin saat
ini Jinki terlena akan pesona sang sleeping
beauty.
Merapikan
rambut yang sempat menutupi wajah manisnya. Mengelus pipinya dengan punggung
tangannya –Jinki-. Jinki merasa Youngmun lebih terlihat manis saat tertidur.
Youngmun yang ia lihat sekarang adalah Youngmun yang manis bukan seorang
Youngmun yang selalu memarahinya dan berterik-teriak. Youngmun yang ini jauh
berbeda.
“Kau
terlihat manis saat seperti ini”
“Ehhmmgghh”
Youngmun
menggeliat dan sedikt demi sedikit membukamatanya. Jinki yang menyadari itu
lekas berdiri. Mengelus-elus tengkuknya.
“Sejak kapan
kau disini?” Sedikit terlonjak karena keberadaan Jinki yang tiba-tiba ada di
sebelahnya. Eotteohge? Pasti setelah ini
namja pemarah ini akan memulai aksi marah-marahnya. Batin Youngmun. Kedua
alisnya menyati bibir bawahnya ia gigit. Siap menerima amarah dari Jinki yang
pasti tau bahwa tugas mereka belum selesai.
“Baru saja.
Turunlah eomma sudah menyiapkan makan
malam untuk kita” Sepertinya dugaan Youngmun meleset. Huuhff ternyata dugaanku salah. Kenapa kau jadi takut padanya eoh?
Tidak-tidak ini bukan rasa takut melainkan rasa bersalah,iya rasa bersalah.
Batin Youngmun lagi.
Jinki yang
sedikit bingung dengan tingkah Youngmun, memiringkan sedikit kepalanya dan
memasang wajah bingung. Tapi namja itu tidak mempedulikan sikap aneh Youngmun.
Benar yeoja ini saat terbangun akan
menjadi yeoja aneh seperti biasanya
berbeda saat terlelap tadi.
Jinki
sedikit bersyukur karena Youngmun tidak menyadari degup jantungnya-Jinki-
sekarang. Rasanya aneh. Kenapa jantung Jinki berdegup?.
“Oh, Kalau
begitu ayo turun pasti eommamu sudah
menunggu” Youngmun baru tersadar bahwa ini bukan sore lagi melainkan petang.
Mungkin efek dari tidur yang sedikit lelap jadi yeoja ini tidak memperhatikan semua kalimat yang Jinki lontarkan
padanya.
“Tunggu
tunggu. Tadi kau bilang makan malam? Memang sekarang jam berapa?” Megang pundak
Jinki agar pemilik menoleh dan menghadapnya.
“Kira-kira
jam setengah delapan. Kenapa?”
“MWO?! Setengah delapan? Selama itu kah
aku tidur? Jinki-ssi sepertinya aku
harus pulang” Yeoja itu berbalik dan
mengemasi barang-barang miliknya dan membawanya.
Jinki
memasang wajah datar yang tidak bisa Youngmun artikan. Youngmun mendorong Jinki
agar lebih dulu jalan di depannya. Kemudian menutup pintu kamar Jinki.
“Noona kemari kita makan bersama” Taemin
yang tanpa sengaja melihat Youngmun dan Jinki di ujung tangga langsung menarik
tangan Youngmun untuk pergi ke ruang makan.
“Tapi Tae-“
“Sudahlah Noona makan dulu baru pulang” Taemin
tidak henti menarik tangan Youngmun yang membuat Youngmun sedikit terseret.
“Benar kata
Taemin jangan terburu-buru makan malam lah dulu” Terdengar suara berat dari
lelaki paruh baya yang Youngmun yakin pasti appanya
Jinki.
“Ne ajusshi” Youngmun tersenyum canggung.
Yeoja itu mengambil tempat duduk di
sebelah Taemin yang tadi menarik-narik tangannya. Sedangkan Jinki. Namja itu duduk di sebelah eommanya tepat bersebrangan dengan Youngmun.
“Eomma. Ini noona yang sering aku ceritakan ke eomma. Dia cantikkan?” Youngmun terbelalak dengan perkataan Taemin.
Noona yang sering aku ceritakan? Apa saja
yang Taemin caritakan tentang ku? Bisa jatuh reputasi ‘manis’ di mata orang tua
Jinki. Buat apa aku kau memikirkannya Youngmun!. Bergumam dalam
hati-Youngmun-.
“Oh ini yeoja yang kau bilang baik dan care padamu itu?” Menyuapkan sesendok
makanan ke mulutnya. Taemin mengaggukan kepalanya meng’iya kan’ perkataan Nyoya
Lee.
“Youngmun noona juga sangat dekat dengan Jinki
hyung” Suara Taemin sedikit tidak jelas di karenakan makanan menumpuk di dalam
mulutnya.
“Mwo?” Refleks Youngmun membulatkan
matanya yang sudah bulat itu kaget.
“Ya!
habiskan makanan di mulutmu baru berbicara Taemina-ah” Jinki berusaha memalingkan lontaran pernyataan dongsaegnya dangan menegur Taemin atas
tingkah tidak sopannya.
“Eomma juga harus tau kalau mereka juga
duduk sebangku” Taemin tidak mempedulikan teguran hyungnya. Namja cute ini
malah melanjutkan perbincangan dengan sang eomma.
“Benarkah
itu Youngmun?” Kini gilirang Nyonya Lee yang melontarkan pertanyaan terhadap
Youngmun.
“Ne. Tapi kami tidak dekat”
“Sama sekali
tidak” Kini mulai Jinki yang buka mulut.
Beberapa
menit kemudian...
“Jinki-ah antar lah Youngmun pulang” Youngmun
yang sedikit bingung dengan pernyataan Tuan Lee langsung menatap Jinki yang ada
di depannya.
“Iya antar
lah Youngmun pulang ini sudah malam”
“Tidak usah ajumma, ajusshi. Saya bisa pulang sendiri dengan bus” Youngmun yang merasa
tidak enak terhadap kedua orang tua Jinki dan Taemin. Setelah makan gratis
sekarang pulang di antar pula. Memang Jinki bisa mngendarai motor atau
mobil? Paling-paling di antar naik bus.
Bukannya itu sama saja? Itu pikiran-pikiran yang berterbangan di pikirannya
sekarang.
“Noona itu yeoja. Tidak baik pulang sendiri saat sudah malam seperti ini”
terlontar kalimat bijak dari bibir seorang namja
cute Lee Taemin.
“Benar kata
Taemin, Youngmun. Biar Jinki yang mngantarmu yah” Nyoya Lee tersenyum dengan
manis. Membuat Youngmun ingat akan eommanya yang telah tiada.
“Baiklah
bila kalian memaksa” Youngmun mulai menyerah.
“Ayo cepat
aku antar” Kini giliran Jinki yang menarik-narik tangan Youngmun untuk mengikutinya
keluar rumah.
“Ya! Jinki-ssi sakit! Lepaskan” Jinki tidak
mempedulikan rintihan Youngmun. Namja sipit
itu dan yeoja bermata bulat itu kini
sudah berada di halaman rumah Jinki. Akhirnya Jinki melepas genggaman tanganya.
“Tunggu
disini”
“Ne!”
Youngmun memegang
lengannya yang sakit akibat ulah Jinki yang kasar. Tak lama keluarlah mobil
sport merah dari garasi kediaman Lee. Mobil itu kini berhenti di depan
Youngmun.
“Masuklah”
Jinki membuka jendela pintu mobil dan menyuruh Youngmun masuk kedalam mobil mewahnya.
Youngmun hanya bisa membuka dan menutup mulutnya saat tau bahwa Jinki bisa
mengendarai mobil. Kenapa dia-Jinki-
tidak naik mobil saja saat sekolah. Bukan kan itu lebih efektif. Batin
Youngmun.
Youngmun
yang kini sudah duduk manis di samping Jinki tersenyum manis. Entah mengapa
rasanya senang sekali bisa di antar Jinki pulang.
“Ayo” Masih
dengan tersenyum. Namja itu masih
diam menatap Youngmun datar. Si sipit itu belum menginjak gas mobilnya agar
bisa melaju menuju rumah Youngmun.
“Kenapa? Ayo
jalan” Jinki masih diam. Jinki menghela nafasnya kemudian mendekati Youngmun.
Mendekat
Makin dekat
Makin dekat
Youngmun
mulai membulatkan matanya. Apa yang akan di perbuat Jinki padanya sekarang.
Youngmun semakin terpojok.
“Ya! apa
yang kau lakukan eoh?!”
Tidak di
hiraukan perkataan Youngmun. Tiba-tiba Jinki mengulurkan tangannya kepipi
Youngmun. Ternyata salah bukan pipi Youngmun yang ia incar sekarang. Tangan
Jinki sepertinya telah melewatinya sekarang. Deru nafas Jinki bisa Youngmun
dengar dengan jelas. Sangat teratur.
Yeoja yang biasanya selalu ribut dengan aksi marah-marahnya itu sekarang
tidak tau harus berbuat apa.
Yeoja berkulit putih itu memejamkan matanya
erat tak berani melihat wajah Jinki yang sedekat ini padanya. Seketika itu juga
jantungnya berdegup kencang. Seperti pelari maraton yang mengelilingi lapangan
sebanyak 10 kali.
KLEK!
Mendegar
suara itu dan merasa dirinya di tekan sesuatu. Perlahan matanya ia buka dan
ternyata Jinki sudah pada posisi awalnya. Yeoja
itu melihat ke arah tubuhnya yang sudah terkait dengan safetybelt. Jadi dia-Jinki-
tadi memasangkan ini padaku. Pikir Youngmun.
“Seharusnya
kau tau mengapa aku tadi diam dan tak kunjung pergi” Jinki buka suara. Suara
bass yang indah. Masih dengan wajah datar.
“Oh mian”
“Yeoja yang tidak peka” Jinki sudah
menginjak pedal gasnya dan kini sudah melaju di jalan depan kompleknya.
“Memang!”
Youngmun mulai kesal lagi dengan Jinki sikap dinginnya.
Hening.
Sepi. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Youngmun bosan dengan ini. Yeoja ini tidak
tau mau bicara apa pada namja dingin seperti Jinki. Di sekolah saja mereka
jarang bicara kecuali saat bertengkar.
Youngmun
mengarahkan tangannya ke tipe yang ada di mobil Jinki. Belum selang 1 menit
tipe tersebut sudah di matikan oleh Jinki.
“Aku tidak
suka saat menyetir di ganggu” Matanya fokus pada jalan. Jinki.
“Memang
dengan mendengar suara tipe kau bisa terganggu. Bukannya setiap saat kau selalu
mendengarkan lagu?” Ada nada mencibir di dalam setiap kata yang yeoja ini
lontarkan.
“Soal itu
beda lagi” Jinki mulai kehabisan akal untuk mengerjai yeoja manis ini.
“Tapi aku
bosan Jinki-ssi” Sedikit merengek.
“Itu
urusanmu. Bukannya kau punya handphone?
Pakai itu biar tidak bosan” Kini mobil mewah Jinki sedang berhenti di lampu
merah sebuah jalan.
“Handphoneku mati” Youngmun mengambil
handphone yang ada di saku depan celananya dan mendapatkan kenyataan bahwa
handphonenya mati.
“Aku tak
peduli. Dimana rumahmu? Ini sudah keluar dari area kompleks perumahanku” Fokus
pada jalan dan sesekali melihat Youngmun yang berada di sebelahnya.
“Isshh....
Dari lampu merah ini terus saja sampai ada perempatan belok kiri” Mengendus
kesal.
.........
“Itu rumahku
yang berwarna putih abu-abu itu” Youngmun yang sadar sebentar lagi rumahnya
sampai menunjuk-nunjuk rumah miliknya dan sang oppa.
“Yang itu?”
Kini giliran Jinki yang menunjuk rumah miliknya. Memastikan penglihatnya benar.
“Ne” Youngmun mengangguk kecil. Tapi
sebenarnya Jinki tidak melihat itu.
~
“Gomawo
Jinki-ssi” Jinki hanya mengangguk dan
memasang wajah datar.
Setelah
Youngmun sudah turun dari mobil sport milik Jinki. Yeoja itu berjalan masuk ke halaman rumahnya dengan menunduk
tentunya. Saat sampai di depan pintu. Youngmun melihat sepasang kaki di
depannya. Spontan Youngmun mendongak melihat siapa yang ada di hadapanya.
“Oppa?” Tanpa bersalah Youngmun menerobos
cela antara Minho dengan pintu namun gagal.
“Ya! oppa? Waegurae?” Youngmun menghentakkan kakinya. Yeoja ini mengantuk.
“Kenapa baru
pulang eoh? Jam berapa sekarang?!” Minho marah pada Youngmun saat ini. adiknya
yang keras kepala dan jarang menurut ini.
“Mian oppa” Jawab Youngmun asal. Kini
ingin menerobis cela itu lagi. Namun Minho menghalanginya.
“Ya! oppa aku ingin masuk”
“Andwae! Tadi siapa yang mengantarmu
pulang dengan mobil sport mewah tadi eoh?” Banyak pertanyaan yang Minho
lontarkan. Membuat Youngmun yang sekarang sedang mangantuk sedikit muak.
“Molla” Kali ini Youngmun ingin menerobos
cela itu lagi tapi gagal lagi. Mata yeoja ini sudah tidak bisa di tahan lagi
rasa kantuknya. Padahal saat di rumah Jinki dia-Youngmun- sudah tidur cukup
lama.
BRAK
Pintu depan
rumah tertutup. Meninggalkan Youngmun di luar. Ya, Minho meninggalkan Youngmun
sendiri di depan teras.
“Ya! oppa! Buka pintunya! Mino oppa!” Yongmun
yang tadi mengantuk hilang sudah rasa ngantuknya. Berteriak-teriak seperti itu
bisa saja menggangu atas ulahnya.
“Beritahu
siapa dia! Baru aku bukakan pintu!” Hal yang sama kini Minho lakukan.
Berteriak. Mungkin kedua kakak beradik ini memiliki hobi yang sama berteriak.
“Arraseo arraseo! Tapi buka dulu
pintunya!”
CKLEK
Pintu sudah
terbuka. Buru-buru Youngmun masuk dan langsung berlari menaiki tangga untuk ke
kamarnya. Minho yang tau itu langsung membulatkan matanya yang sudah bulat
langsung mengejar Youngmun kekamarnya. Usahanya percuma. Pintu kamar Youngmun
sudah tertutup rapat dan terkunci. Ternya dongsaengnya telah menipunya.
“Ya!
Youngmun! Kau sangat curang!” Teriak Minho.
“Terserah
katamu oppa. Aku tidak peduli!”
~***~
“Oppa aku pulang!” melempar tasnya dan
menghempas tubuhnya di atas sofa yang empuk yeoja
ini berteriak. Merasa tidak ada yang menjawab yeoja cantik ini mengambul handphonenya yang berada di kanton
seragam sekolah dan mencari kontak bernama’Mino Oppa’. Setelah memncet tombol
hijau Youngmun nama yeoja ini
langsung menempelkan handphone
miliknya ke telinga kanannya.
“.......”
“Oppa dimana? Di kantor atau kampus?”
“.......”
“Tidak papa. Apa aku boleh kesana? Di
rumah aku sendiri”
“........”
“Benar tidak papa? Baiklah tunggu aku
ne”
“........”
“Jongmal? Oke, aku segera ke sana.
Annyeong”
BIPP
Setalah
sambungan telponnya terputus. Youngmun mengambil tas yang berada di sampingnya
bergegas menuju kamar untuk pergi memui Minho.
...........
“Oppa bisa kah kau turun?”
“.......”
“Turun lah oppa. Aku lupa membawa
dompet untuk membayar taxi”
“........”
“Cepat oppa”
Youngmun
dengan semua keteledorannya. Meninggalkan dompetnya yang masih berada di tas
sekolahnya membuatnya harus menelpon sang kakak untuk membayar argonya. Tidak biasanya
Youngmun naik taxi. Mungkin karena terburu-buru ingin bertemu Minho dan menagih
janjinya saat di telfon tadi yeoja bermarga Choi ini melupakan dompetnya.
“Ajussi bisa kau tunggu sebentar. Oppaku akan mengantarkan uangnya” Sang
supir taxi hanya mengangguk yang
diartikan Youngmun mengerti.
Youngmun
yang meihat Minho yang sedikit berlari mendekatinya mulai terenyum. Akhirnya Minho
datang juga. Tak tau nasibnya jika Minho tak datang mungkin yeoja ini sudah
memberikan handphone kesayangannya
pada supir taxi.
~
Kini mereka
sudah ada di kantor milik Minho. Minho yang masih fokus dengan laptop dan
beberapa berkas yang penting itu terlihat sangat serius. Namja ini menargetkan ini selesai hari ini.
Sekarang
Youngmun sedang duduk di hadapan Minho. Memperhatikan oppa kesayangannya itu dengan lekat. Yeoja ini iba denga Minho. Minho yang banting tulang untuk biaya
kuliah dan sekolahnya. Youngmun juga sadar Minho adalah orang yang sangat
perhatian padanya. Buuktinya setiap akhir pekan namja bermata besar ini selalu
meluagkan waktu untuk adik tercinta.
“Apa sudah
selesai oppa?” Youngmun bosan. Hanya
memperhatikan Minho yang sedang bekerja. Di ruang ini hanya ada Youngmun dan
Minho karena ini adalah ruang pribadi milik Minho. Perusahaan ini milik
mendiang ayahnya.
“Sedikit
lagi” Tersenyum manis pada Youngmun kemudian memfokuskan lagi dirinya pada pekerjaanya.
“Ayo cepat oppa. Kita bisa kehabisan es krim vanila
choco chipnya”
“Sudah
selesai! Kajja” Youngmun langsung
tersenyum lebar dan berdiri dari kursnya. Memandang Minho dengan bahagia.
TOKO ES KRIM
Di area ini
sangat tercium bau manis dimana-mana. Bau bada berbagai rasa es krim. Kakak
beradik itu mengabil tempat dekat jendela toko es krim agar bisa melihat jalan.
Toko es krim ini adalah toko yang sering Minho dan Youngmun datangi saat waktu
luang.
Selang
beberapa menit setelah memesan es krim milik mereka berdua datang. Dengan wajah
berbinar-binar Youngmun menatap es krim vanila choco cipnya. Di santapnya es
krim itu dengan perlahan agar bisa merasakan tekstur lembut yang di hasilkan es
krim vanilanya. Menggigit tiap butir-butir choco chip yang terdapat di dalamnya
membuat rahangnya tak berhenti bergerak.
Youngmun
teringat perkataan kakaknya yang mengajaknya pergi beberapa waktu yang lalu.
Yang ia sempat tolak karena ada kerja kelompok di rumah Jinki.
“Oh ya oppa. Kemarin lusa kau bilang ingin mengajakku
pergi. Kemana?” Minho yang merasa di ajak bicara oleh dongsaenynya menghentikan
aktifitas makannya.
“Soal itu.
Aku ingin mengajakmu ke rumah Jonghyun hyung”
Youngmun yang menggigit-gigit sendok es krtimnya bingung. Ingin apa dia ke
rumah Jonghyun?
“Kerumah
Jonghyun oppa? Memang ada apa?”
Sedetik kemudian dia-Youngmun- ingat sesuatu. “Apa Kibum sudah pulang?” Wajah
Youngmun langsung berubah dari bingung menjadi senang.
“Molla”
“Ya! oppa. Jangan buat aku penasaran.
Benarkah Kibum sudah pulang?” Minho yang tubuhnya di goncang-goncang Youngmun
tetap kekeh untuk merahasiakan semuanya.
“Molla. Lihat saja nanti”
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar