Senin, 26 Agustus 2013

Expectations Tree Part 1


Title                 : Expectations Tree Part 1
Autor               : Be'ans
Main cast        : Choi Youngmun,Lee Jinki,Kim Kibum
Support cast    : Lee Taemin,Choi Minho,Kim Jonghyun
Lenght             : Sequel
Genre              : Romance, school life
Rating              : PG-16
Summary         : “Aku bilang kau itu YEO-JA BA-BO apa kau sudah dengar?”
A.N                  : Semua yang aku buat disini cuma ngarang, maaf kalo cast nya ngawur di sini, ini adalah ff ke-2 yang aku buat, yang satu masih abal-abal mungkin yang ini juga._. semoga terhibur yah, maaf kalo feelnya ga dapet maklum masih pemula. Happy reading ^^V


Namja itu menulis sesuatu di secarik kertas yang ia pegang. Dengan wajah yang menahan senyum namja itu terus menulis harapannya. Kertas yang  berisi harapanya itu akan di gantung di pohon harapan ini.

“Aku harap, harapanku akan terwujud” Senyumnya sambil mengantung kertas berwana putih itu.

Bukan hanya kertasnya saja yang ada di sana melainkan banyak kertas di sini. Banyak yang percaya bila menulis harapan dan menggantungnya di sini maka harapan kita akan terwujud. Entah dari mana orang-orang itu percaya bahwa pohon ini akan mengabulkan harapan mereka. Namja ini salah satu contohya yang percaya terhadap keberadaan pohon ini.

~***~


Di tempat yang sama seorang yeoja juga sedang menulis harapannya. Di kertas berwarna merah muda itu yeoja ini menulis harapannya. Dengan eksperisi yang serius yeoja ini menggoreskan tinta hitam dari pulpen yang ia pegang ke kertas merah muda itu. Dengan segera yeoja itu menggantung kertasnya di pohon harapan.

“Semoga harapanku terwujud” Dengan tangan yang ia tautkan di depan dada yeoja itu tersenyum dan menatap kertas yang ia gantung.
“Ya! Youngmun, sudahkah kau selesai?! aku lapar PALLI!” Teriak seorang namja dari arah belakang Youngmun, membuat yeoja ini kesal dan menggembugkan pipinya. 
“Ne oppa” Jawabnya sambil berlari kecil dan menggerutu masih dengan pipi yang di gembungkan.

~***~

“Ya! Oppa irreona!” Teriak Youngmun kepada oppanya. Tapi suaranya tidak di hiraukan. 
“Oppa! Aku mohon ayo bangun! bukankah kau bilang ingin mengantarku sekolah hari ini?! oppa irreona!” Yougmun mulai geram dengan tingkah oppanya, sudah berkali-kali ia teriak dan mengguncang-guncang tubuhnya tapi Minho juga tak bangun-bangun.
Youngmun tidak menyerah, dia ambil gelas yang berisi air dan kemudian menyiram Minho dengan air tersebut. Minho langsung bangun dengan posisi duduk, namja ini terkejut akibat air yang dongsaengnya sengaja tumpahkan ke wajahnya.

“Ya! Apa yang kau lakukan eoh? menyiramku dengan air?!” Wajah Minho menjadi merah karena kesal atas kelakuan dongsaengnya itu.
“Seharunya oppa berterimakasih padaku karena aku telah membangunkan mu!” Kata Youngmun membela diri.
“Tapi tidak perlu seperti ini Youngmun-ah!”
“Aku lakukan ini karena oppa tidak mau bangun sedaritadi! Bukan kah hari ini kau ada kuliah pagi eoh!”
“Ahh benar aku ada kuliah pagi” Gumam Minho yang tidak didengar oleh Youngmun.
“Cepat mandi dan antar aku sekolah, arraseo?!” Belum sempat Minho menjawab Youngmun sudah keluar dari kamar Minho dan membanting pintu kamarnya.

~***~

“Eomma, aku berangkat dulu ne” Sambil membuka pintu Jinki berpamitan kepada eommanya.
“Hati-hati ne!” Teriak eomma Jinki dari dalam rumah
“Ne eomma!” Jawab Jinki dan berlalu melewati gerbang rumahnya.

~***~

Youngmun POV

Aaahhh.... hari ini hari pertama aku masuk SMA baruku, semoga saja aku mendapat teman yang banyak dan kekasih tentunya. Ya! Apa yang kau pikirkan Youngmun pikiranmu sudah tidak beres. Semoga saja di sekolah baruku ini aku tidak mendapatkan senioritas dari sunbae-sunbae disini.

Aku melangkahkan kakiku ke depan gebang sekolah ini. Setelah oppa mengantarku, dia buru-buru pergi ke kampusnya. Hari ini dia ada kelas pagi makanya dia terburu-buru. Untung aku membangunkannya paling tidak dia tidak tarlambat untuk ke kampus. Oppaku kuliah di salah satu univeritas terkenal di Korea Selatan ini, yup benar sekali oppaku kuliah di Konkuk University.

BRUKK

“Aaawwhh” Rintihku saat aku terjatuh. Rasanya aku telah menabrak seseorang, cepat-cepat aku berdiri, membersihkah rok belakangku yang kotor dan langsung membungkuk meminta maaf pada orang tersebut.
“Mianhamnida” Ucapku sambil terus membungkuk kepada orang tersebut tanpa melihat wajahnya. Aku sungguh malu, ini semua karena kecerobohanku yang selalu berjalan tanpa melihat kemana arah aku berjalan.

“Jeongmal, mianhamnida” Kataku lagi, uuhhh aku sangat malu, eottoke? apa yang harus aku lakukan sekarang?

“Ya! Apa kau tidak punya mata? lihat arah jalanmu! bukan menunduk seperti itu? memang ada uang jatuh di sana eoh?!” Suara bassnya membuatku tersentak, ternyata orang yang aku tabrak adalah seorang namja? tapi kenapa dia jadi marah-marah begini? aku kan tidak sengaja, lagipula dia baik-baik saja kan? yang jatuh itu aku buakan dia!

“Eoh... Mianhamnida, aku tidak sengaja lagipula kau baik-baik sajakan atas kejadian ini, kenapa kau harus marah?” Tanyaku padanya yang langsung mengubah mimik wajahnya menjadi semakin kesal, mungkin.

“Apa yang kamu bilang?! aku memang baik-baik saja tapi kau menghangi jalanku!” Bentaknya padaku dan tanpa babibu dia pergi meninggalkanku di sini. Cih namja macam apa itu? Marah-marah hanya karena tertabrak orang, toh dia tidak kenapa-kenapakan seperti yeoja yang sedang datang bulan saja.

Jinki POV

“Aaawwhh” Yeoja itu menabrakku dan terjatuh begitu saja. Cepat-cepat yeoja itu berdiri, membersihkan rok belakangnya dan langsung membungkuk meminta maaf padaku.

“Mianhamnida” Ucapnya sambil terus membungkuk kepadaku tanpa melihat wajahku. Dia sepertinya sungguh malu, terlihat dari mimik wajahnya yang ia sembunyikan di balik rambut hitamnya itu. Ini semua karena kecerobohannya.

“Jeongmal, mianhamnida” Katanya lagi. Apa sih yang yeoja ini lakukan? berjalan menunduk tanpa melihat arah kemana ia berjalan. Memangnya ada uang jatuh disana? sungguh menyebalkan.

“Ya! Apa kau tidak punya mata? lihat arah jalanmu! bukan menunduk seperti itu? memang ada uang jatuh di sana eoh?!” Kataku padanya langsung membuat yeoja di depanku ini tersentak dan langsung mendongakkan wajahnya ke arahku.

“Eoh... Mianhamnida, aku tidak sengaja lagipula kau baik-baik sajakan atas kejadian ini, kenapa kau harus marah?” Yeoja ini bilang apa? tidak sengaja katanya? jelas-jelas dia yang menabrakku. Memang aku baik-baik saja tapi yeoja ini menghalangi jalaku.

“Apa yang kamu bilang?! aku memang baik-baik saja tapi kau menghangi jalanku!” Aku mulai geram dengan yeoja yang ada di hadapanku ini, tanpa babibu aku pergi meninggalkannya.

~***~

“Annyeonghaseo” Tedengar suara Jang seongsengnim. Saat ini aku sedang malas moodku hilang tiba-tiba ini semua karena yeoja yang tanpa sengaja kutemui pagi ini. Yeoja itu sangat menyebalkan dasar yeoja babo.

Bisa di lihat dari posisi dudukku ini, aku melipat tanganku di depan dada dan aku palingkan wajahku ke arah jendela. Menyenderkan tubuhku dikursi kayu ini. Aku duduk di pojok ruangan tanpa ada teman di sebelah meja dan kursiku. Yah aku sendiri tidak ada teman sebangku tentunya.

“Annyeonghaseo seongsengnim” Semua menjawab saat seongsengnim memberi salam kecuali aku tentunya.

“Hari ini kita kedatanga teman baru, silahkan perkenalkan namamu nak” Huhhh aku membuang nafas malas saat mengetahui kelas ini akan kedatangan murid maru , aku sama sekali tidak tertarik akan hal ini. Tetap pada posisi awal dan tidak berniat mengubahnya sedikitpun telinggaku tetap aku gunakan untuk mendengan semua perkataan seongsengnim.

“Annyeonghaseo, jeonen Choi Youngmun imnida” Dia seorang yeoja dan tunggu... sepertinya aku penah mendengar suaranya. Suaranya tidak begitu asing di teinggaku. Apa aku salah dengar? yah terserah lah aku tak  peduli moodku tidak baik saat ini karena yeoja babo itu.

“Baik Youngmun kamu bisa duduk disana, di bangku kosong di sebelah Jinki ne”
“Ah.. ne seongsengnim”
Aku rasa anak baru itu sedang menuju kesini. Tak lama aku mendengar suara kursi di sampingku berdecit karena bergesekan dengan lantai, munkin yeoja ini akan duduk dan tak lama lagi dia akan memperkenalkan dirinya.

“Annyeong, jeonen Choi Youngmun imnida” Tepatkan tebakanku yeoja ini pasti akan memperkenalkan dirinya.
“Oh” Jawabku tanpa memandangnya, tak peduli dia bepikian apa tentangku.
“Heemm,,, kau Jinki ?” Kenapa yeoja ini banyak tanya sekali sih ?! apa dia tidak mendengar seongsenim bilang. Membuat moodku hari ini semakin rusak!
“Ne! Apa kau tak mendengar kata seongsenim eoh? menyebalkan” Kataku padanya dan kali ini aku meninggalkan posisi nyamanku yang kini menghadap lawan bicaraku, betapa terkejutnya aku melihat bahwa yeoja di hadapanku ini adalah yeoja mejebalkan yang menabraku tadi pagi.

Autor POV

Betapa terkejutnya Jinki saat tahu bahwa anak baru yang akan sebangku dengannya selama di sekolah ini ada yeoja yang menabraknya tadi pagi saat di gerbang sekolah. Mata sipit Jinki kini membesar raut wajahnya yang tadi malas berubah menjadi kaget.
“Ya! Kau kan namja pemarah yang tadi pagi!” Kata Youngmun menampilkan wajah terkejut dengan jari telunjuknya yang ia tunjukkan ke arah wajah Jinki.
“Haaiiiss kau lagi, dasar yeoja menyebalkan” Gumam Jinki malas, tapi masih bisa di dengar jelas oleh Youngmun yang ada di sampingnya.
“Apa kau bilang? yeoja menyebalkan? kau yang menyebalkan dasar namja pemarah!” Omel Youngmun pada Jinki dengan sedikit penekan pada setiap kata yang ia ucapkan.
“Bisakah kau diam? aku sedang tidak ingin meladeni yeoja babo sepetimu” Youngmun tidak terima atas perkataan Jinki barusan, namja itu bilang dia adalah yeoja babo ?
“Wae?! apa yang barusan kau katakan?!” Youngmun berkata sambil memutan badannya menghadap Jinki yang ada di sebelah kananya dengan kasar.
“Aku bilang kau itu YEO-JA BA-BO apa kau sudah dengar?” Jinki juga memtar badanya menghadap Youngmun dan sedikit mendekatkan wajahnya ke arah yeoja itu dengan.
“Ya!” Youngmin berteriak dan tanganya sudah mengapung di udara siap untuk menghajar Jinki. Tapi semua itu ia tepis saat seongsenim dan anak-anak lain melihat ke arahnya secaa bersamaan karena mendengar lengkingan suaran milik Youngmun. Cepat-cepat Youngmun membungkuk berkali-kali dan langsung menunduk karena malu. Di saat seperti itu Jinki malah menahan tawanya “Rasakan” Kata Jinki dalam hati dan tersenyum evil.

~***~

DEETTT
DEETTT
Suara bel istirahat sudah menggema di semuruh kelas dan lorong sekolah. Sekarang kelas sudah sepi karena anak-anak kini memenuhi kantin untuk makan siang atau sekedar minum dan berbincang dengan kawan mereka.
Dimeja nomor dua dari depan terlihat dua orang namja sedang berbincang-bincang.
“Hyung gwenchana? hari ini kurasa moodmu sedang tidak baik” Kata Taemin pada hyungnya dengan wajah sedikit khawatir.
“Apa aku terlihat baik-baik saja eoh? Tebakanmu itu benar saat ini moodku sedang tidak baik” Jinki menjawab dengan malas dan mengaduk-ngaduk jus mangga di depanya dengan sedotan.
“Sudah ku duga hyung, apa semua ini karena yeoja yang menabrakmu tadi pagi eoh?” Tanya Taemin kemudian meminum banana milk dan menunggu jawaban hyungnya.
“Yeoja itu memang sangat menyebalkan Ya.. bagaimana kau tau soal yoja babo itu hah?” Namja ini terkejut dan bingung tentang pernyataan deongsengnya.
“Kau ini bagaimana sih hyung kita kan berangkat bersama, tidak-tidak kau meninggalkanku! Yah,, tidak sengaja aku melihat yeoja itu menabrakmu”
“Soal meninggalkanmu tadi pagi aku minta maaf, aku meninggalkanmu karena kau sangat lamban! Jangan bahas ini lagi arraseo?”
“Dasar hyung menyebalkan. Arra aku tidak akan membahasnya lagi”
“Jam berapa ini hyung ?” Taemin bertanya pada Jinki dan menarik tangan kiri namja sipit itu untuk melihat pukul berapa sekarang.
“Aego! Sebentar lagi masuk hyung” Jinki yang ada di depan Taemin memasang wajah yang penuh tanda tanya.
“Memangnya ada apa ” Jinki melihat jamnya dan meneruskan perkataanya. “Kurang sepuluh menit lagi kan? kenapa harus terburu-buru?” Tanya Jinki dengan wajah tanpa datar.
“Setelah istiahat ini ada pelajaran matematika hyung!, kau taukan Song seongsenim itu bagaiman?” Matanya ia besarkan dan menggunjacang-guncang pundak Jinki.
“Ya! ya! ya! bisakah berhenti mengguncang-gunjang bahuku? aku ini lebih tua darimu Taemin” Berontak jinki pada Taemin, setelah Taemin berhenti mengguncang-guncang bahunya Jinki langsung menjitak kepala Taemin.
“Ya! hyung appo!” Rintih Taemin sambil menggosok-gosok kepalanya yang sakit karena ulah Jinki.
“Kau ini berlebihan sekali, dari pada kau disini sebaiknya kau ke kelas agar tidak di omeli Song seongnim arraseo ?” Jinki mulai menasehati dongsaengnya yang kekanak-kanakaan itu.
“Ara ara, aku kelas dulu ne, annyeong” Jinki hanya mengagguk dan akhirnya dongsaeng manjanya itu pergi juga.
“Sepetinya aku juga harus kembali ke kelas” Gumam Jinki dalam hati dan akhirnya meniggalkan kantin.

~***~

Hari ini adalah hari yang melelah kan bagi Jinki. Jinki bersyukur karena hari ini tidak ada pelajaran tambahan sampai jam sepuluh malam. Tapi hari ini dia bertemu yeoja yang menyebalkan yang membuat moodnya di hari ini rusak.
Sekarang Jinki dan Taemin berada di halte bus dekat sekolah mereka. Jinki dan Temin jarang pulang dan berangkat bersama, mereka bertemu di halte ini juga karena tidak disengaja.
“Hyung, kau pulang cepat juga?” Taemin memulai percakapan.
“Ne, ku pikir hanya kelas 2 yang pulang cepat tarnyata kelas 1 juga ?” Jinki menjawab dengan sedikit basa basi.
“Aku dengar seongsenim di sekolah kita sedang ada rapat mendadak”
“Oh begitu”
“Hyung coba lihat yeoja yang sedang berjalan dengan kepala menunduk itu?” Taemin mamujuk yeoja yang ada diujung jalan yang sedang berjalan menuju halte dimana mereka menunggu bus “Sepertinya aku pernah melihatnya tapi dimana?” Namja berambut coklat ini memeruskan kata-kata dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Jinki menoleh kemana jari telunjuk Taemin menunjuk, namja sipit ini menyipitkan matanya memfokuskan fokus matanya kearah seoarang yeoja yang sedang bejalan menuju
“Ahh, yeoja babo itu” Jinki bergumam tapi Taemin yang ada di sebelahnya masih bisa mendengar apa yang namja sipit ini katakan.
“Ahh aku ingat, itukan yeoja yang menabrakmu tadi pagi” Taemin menjentikan jarinya dikarena telah mengigat yeoja yang ia tunjuk tadi.

Youngmun POV
Seharusnya oppa yang menjemputku. Ahh oppa memang sangat menyebalkan lebih memilih pulang dengan chingu-chingunya dari pada denganku. Aku berjalan dengan menunduk mungkin itu kebiasaanku dari kecil. Bila ada yang bertanya ‘mengapa aku berjalan dengan kepala di tundukkan’ maka aku akan menjawab ‘aku tidak tau’. Banyak yang berpikir jalan dengan posisi ini membahayakan, aku rasa itu tidak berbahaya aku tidak pernah menabrak orang sebelumnya. Soal tadi pagi itu sebagian besar bukan salahku mungkin namja pemarah itu saja yang tidak punya mata!
“Apa noona selalu berjalan dengan kepala ditundukan seperti itu?” Ku rasa ada yang berbicara denganku. Aku tegakkan leherku ternyata aku sudah sampai di halte bus. Kulihat ada dua namja di hadapanku. Asshh kenapa namja pemarah itu lagi? sangat menyebalkan.
“Ne?” Aku bingung dengan pernyataan salah satu namja itu. Aku rasa yang memanggilku noona itu pasti namja manis berambut coklah di samping namja pemarah.
“Selain babo kau juga punya penyakit  gagguan telingga?” Apa yang dia katakan?! sangat menyebalkan, lihat senyum evilnya itu. Andai tidak ada orang banyak disini sudahku habisi kau!
“Wae?!” Aku emosi, aku pelototi dia yang sedang memasang wajah yang meremehkan.
“Aego, Jangan bertengkar disini memalukan” Namja manis ini tiba-tiba ada di antaraku dan namja pemarah ini sepertinya namja cute ini takut kalau aku akan menyakiti namja sipit di hadapanku ini.
Beberapa menit ini kami lalui dengan diam, salah satu dari kami tidak ada yang membuka percakapan, asshh siapa yang mau bicara dengan namja pemarah seperti dia ? aku lebih ingin berbicara dengan namja cute ini aku juga penasaran dengan namja cute disebelahku ini. Iya, sekarang namja cute ini ada di sebalahku mungkin takut aku akan bertengkar dengan namja pemarah itu.
“Ehhmm” Sekarang aku mulai menarik perhatian namja manis ini, dia melihat ke arahku.
“Noona kenapa? haus?” Wahh namja ini sangat pengertian. Kulihat dia mengambil sesuatu dari tasnya, sebuah botol air minum berwrna kuning.
“Minumlah noona, pasti kau lelah berdiri menunggu bus dari tadi” Namja ini menyodorkan minumannya padaku, sungguh baik tidak seperti namja sipit itu.
“Oug, tidak usah” Aku menolak, padahal sebenarnya aku haus.
“Tidak apa-apa noona, lihat bibir noona kering” Apa yang dia lakukan?!, wajahnya begitu dekat aku rasa wajahku sudah memerah sekarang.


Autor POV
Youngmun mulai gugup dengan keadaan ini, Youngmun salah tingkah dia bingung harus berkata apa pada namja yang dia tidak kenal ini jangankan kenal namanya saja dia tidak tau.
“Bila yeoja ini tidak mau berikan saja padaku Taemin” Jinki tiba-tiba mengambil botol yang ada di tangan Taemin dengan tampang yang datar.
“Jadi namja cute ini bernama Taemin” Gumam Youngmun dalam hati. Rasanya senang sudah tau nama namja cute ini.
”Ya! apa yang kau lakukan hyung?” Taemin ingin mengambil botol minumnya tapi sayang air dalam botol itu sudah di tegak habis oleh Jinki.
“Haaiiss, maafkan hyungku noona” Taemin membungkuk kepada Youngmun.
“Gwenchana” Youngmun tersenyum pada Taemin tapi saat melihat Jinki senyumnya menghilang berubah menjadi wajah yang kesal.
“Nah Taemin gomawo” Jinki menyodorkan botol air minum milik Taemin.
“Ne” Taemin mengambil botol air minum itu dan menaruhnya di tas.
“Sepertinya busku sudah datang, aku duluan annyeong” Kata Youngmun kepada Taemin bukan dan tidak menghiraukan keberadaan Jinki
“Oh, itu juga bus kami kita satu arah noona” Setalah melihat bus yang datang Taemin tau bahwa bus itu juga yang akan membawanya pulang bersama Jinki.
“Jinja? ini kebetulan” Youngmun tidak menyaka akan satu bus dengan namja cute yang bernama Taemin ini, perasaanyang tadi kesal karena ulah Jinki kini sirna seketika.
“Ayo cepat, bila terlalu banyak bicara kita bisa ditinggal oleh bus” Jinki naik terlebih dahulu ke bus meninggalkan Taemin dan Youngmun.
Di dalam bus Jinki,Taemin,dan Youngmun tidak mendapatkan tempat duduk, mau tak mau mereka harus berdiri.
“Oh ya, namamu Taemin kan?” Youngmun berbicara kepada Taemin yang sekarang ada di depannya.
“Ne, bagaimanan noona tau ?” Taemin bertanya dengan kepala sedikit di miringkaan ke sebelah kanan.
“Ah itu, aku dengar namja pemarah ini memanggilmu Taemin tadi” Dengan menekan kata-kata ‘namja pemarah’ tangannya menunjuk ke arah belakang menunjuk Jinki yang ada tepat di belakangnya.
“Dasar penguping” Kata Jinki yang pasti di tujukan kepada Youngmun.
“Ya! Jinja ? Kau memang namja yang menyebalkan” Youngmun memutar badannya meghadap Jinki dan tanpa sengaja tubuh Youngmun jatuh ke arah Jinki yang berada di depannya, dengan sigap Jinki menahan tubuh yeoja bermarga Choi ini. Wajah Youngmun tiba-tiba memanas, jantungnya berdegup kencang di posisi seperti ini Youngmun bisa mengirup aroma tubuh Jinki. Mata Youngmun dan Jinki bertemu degupan jantung Younmun semakin keras.
“Aego! Noona gwenchana? untung ada hyung yang menahanmu” Perkataan Taemin membuat Youngmun kembali ke alam sadarnya. Yeoja ini mengelejapkan matanya.
“Gwenchana Taemin, oh gomawo Jinki-ssi” Youngmun gugup dengan keadaan ini. “Ah aku sudah sampai, aku duluan annyeong” Youngmun turun dari bus dengan tergesah-gesah.
“Ne.. Annyeong” Kata Taemin ramah. Sedangkan Jinki hanya melihat yeoja itu dengan wajah datar.
“Kenapa dia? yeoja yang aneh” Gumam Jinki yang tidak di dengar oleh Taemin.
Saat sudah turun dari bus, Youngmun melihat Taemin melambaikan tangan kearahnya. Dengan senyum yang di buat-buat Youngmun tersenyum kearah Taemin dan melambaikan tangannya. Kini Youngmun menghadap belakang ia memukul dahinya.
“Haiiss, kenapa aku jadi begini? Ya! kenapa aku berdegup seperti itu eoh?” Kini Youngmun memukul-mukul dadanya.
~***~

“Yaaa!!! Aku kesiangan!” Suara teriakan Yougmun terdengar sampai ke kamar Minho dan membuat pemilik kamar terbangun.
“Ya! Youngmun-ah bisa kah kau tenang sedikit! Aku baru tidur jam 4 pagi tadi!” Omel Minho pada Youngmun yang kamarnya tepat di samping kamar Minho.
“Bagaimana aku mau tenang oppa?! Aku kesiangan!” Youngmun bertetriak lagi agar sangoppa bisa tau alasan apa yang membuat yeoja manis ini berteriak.
“Youngmun-ah inikan tanggal merah kau masih mau sekolah eoh?” Kini Minho ada di depan pintu kamar Youngmun yang tidak di tutup.
“Jinja?” Youngmun berlari ke arah meja belajarnya dan mengambil kalender dan melihat tanggalan. “Mian oppa, aku tidak tau kalau hari ini tanggal merah” Youngmun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Haiiss kau ini, aku mau melanjutkan tidurku, jangan ganggu aku! Arraseo?!”
“Ne oppa”
Di saat libur seperti ini biasanya Youngmun habiskan di rumah tidak seperti dulu saat  kedua orangtuanya masih ada. Biasanya saat hari libur appa dan eomma Youngmun selalu mengajak berlibur di taman kota hanya sekedar piknik dan bersantai. Orangtua Youngmun dan Minho sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Saat itu Youngmun masih duduk dibangku sekolah menengah pertama sedangkan Minho dibangku sekolah menengah keatas. Appa dan eomma youngmun meninggal karena kecelakaan.
“Oppa aku pergi dulu ne!” Lagi-lagi Youngmun berteriak dari lantai satu.
“Ne, Jangan pulang malam ne!” Minho yang berada di lantai dua juga berteriak agar dongsaengnya bisa mendegar.
“Ne oppa! Aku pergi dulu” Youngmun mengabil jaket yang ada di sofa dan bergegas pergi.

Udara di tempat ini sangat segar, mungkin karena banyak pepohohan dan bunga-bunga dimana-mana. Ditaman ini dulu biasanya Youngmun dan keluarganya habiskan waktu bersama, menghabiskan hari libur bersama menghilangkan penat yang biasanya menghiasi hari mereka. Kini semua tinggal kenangan, semuanya telah hilang dimanakan oleh waktu. Senyum appa dan eomma Youngmun masih bertebaran di pikiranya.

Lembutnya tangan eommanya masih terasa di pipi Youngmun, yeoja ini merasa baru kemarin ia merasakan sentuhan itu tapi kenyataannya sudah tiga tahun ini eommanya tidak bisa menyetuhnya lagi. Masih teringat juga saat appanya menasehatinya tentang segala hal. Masih ingat juga saat appanya bangga saat dia mendapat juara satu di kelas. Itu semua hanya bisa di kenang oleh Youngmun.

Dikursi taman yang menghadap danau kecil ini Youngmun duduk. Dengan tatapan kosong Youngmun menatap danau di depannya. Tak lama air mata mengalir dari mata indahnya, air itu mengalir tanpa izin sang pemilik, air itu terus mengalir tanpa henti. Kini Youngmun menangis, menangis karena mengigat semua kenangan bersama kedua orangtua yang ia sangat sayangi. Bahu Youngmun bergetar  yeoja bermata coklat ini menunduk tak bisa membendung rasa sedihnya.
Yongmun merasa ada yang menyetuh bahunya. Tanpa ragu Youngmun menoleh.

“Oppa?”

TBC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar