Expectations Tree Part 1
Title : Expectations Tree Part 1
Main cast : Choi Youngmun,Lee Jinki,Kim Kibum
Support cast : Lee Taemin,Choi Minho,Kim Jonghyun
Genre : Romance, school life
Summary : “Aku bilang kau itu YEO-JA BA-BO apa
kau sudah dengar?”
A.N :
Semua yang aku buat disini cuma ngarang, maaf kalo cast nya ngawur di sini, ini
adalah ff ke-2 yang aku buat, yang satu masih abal-abal mungkin yang ini
juga._. semoga terhibur yah, maaf kalo feelnya ga dapet maklum masih pemula.
Happy reading ^^V
Namja itu menulis sesuatu di secarik
kertas yang ia pegang. Dengan wajah yang menahan senyum namja itu terus menulis harapannya. Kertas yang berisi harapanya itu akan di gantung di pohon
harapan ini.
“Aku harap,
harapanku akan terwujud” Senyumnya sambil mengantung kertas berwana putih itu.
Bukan hanya
kertasnya saja yang ada di sana melainkan banyak kertas di sini. Banyak yang
percaya bila menulis harapan dan menggantungnya di sini maka harapan kita akan
terwujud. Entah dari mana orang-orang itu percaya bahwa pohon ini akan
mengabulkan harapan mereka. Namja ini
salah satu contohya yang percaya terhadap keberadaan pohon ini.
Di tempat
yang sama seorang yeoja juga sedang
menulis harapannya. Di kertas berwarna merah muda itu yeoja ini menulis harapannya. Dengan eksperisi yang serius yeoja ini menggoreskan tinta hitam dari
pulpen yang ia pegang ke kertas merah muda itu. Dengan segera yeoja itu menggantung kertasnya di pohon
harapan.
“Semoga
harapanku terwujud” Dengan tangan yang ia tautkan di depan dada yeoja itu tersenyum dan menatap kertas
yang ia gantung.
“Ya!
Youngmun, sudahkah kau selesai?! aku lapar
PALLI!” Teriak seorang namja dari arah belakang Youngmun, membuat yeoja ini kesal dan menggembugkan
pipinya.
“Ne oppa” Jawabnya sambil berlari kecil
dan menggerutu masih dengan pipi yang di gembungkan.
“Ya! Oppa irreona!” Teriak Youngmun kepada oppanya. Tapi suaranya tidak di
hiraukan.
“Oppa! Aku mohon ayo bangun! bukankah kau
bilang ingin mengantarku sekolah hari ini?! oppa
irreona!” Yougmun mulai geram dengan tingkah oppanya, sudah berkali-kali ia teriak dan mengguncang-guncang
tubuhnya tapi Minho juga tak bangun-bangun.
Youngmun
tidak menyerah, dia ambil gelas yang berisi air dan kemudian menyiram Minho
dengan air tersebut. Minho langsung bangun dengan posisi duduk, namja ini terkejut akibat air yang dongsaengnya sengaja tumpahkan ke
wajahnya.
“Ya! Apa
yang kau lakukan eoh? menyiramku dengan air?!” Wajah Minho menjadi merah karena
kesal atas kelakuan dongsaengnya itu.
“Seharunya oppa berterimakasih padaku karena aku
telah membangunkan mu!” Kata Youngmun membela diri.
“Tapi tidak
perlu seperti ini Youngmun-ah!”
“Aku lakukan
ini karena oppa tidak mau bangun
sedaritadi! Bukan kah hari ini kau ada kuliah pagi eoh!”
“Ahh benar
aku ada kuliah pagi” Gumam Minho yang tidak didengar oleh Youngmun.
“Cepat mandi
dan antar aku sekolah, arraseo?!” Belum
sempat Minho menjawab Youngmun sudah keluar dari kamar Minho dan membanting
pintu kamarnya.
“Eomma, aku berangkat dulu ne” Sambil membuka pintu Jinki
berpamitan kepada eommanya.
“Hati-hati ne!” Teriak eomma Jinki dari dalam rumah
“Ne eomma!” Jawab Jinki dan berlalu
melewati gerbang rumahnya.
Aaahhh....
hari ini hari pertama aku masuk SMA baruku, semoga saja aku mendapat teman yang
banyak dan kekasih tentunya. Ya! Apa yang kau pikirkan Youngmun pikiranmu sudah
tidak beres. Semoga saja di sekolah baruku ini aku tidak mendapatkan senioritas
dari sunbae-sunbae disini.
Aku
melangkahkan kakiku ke depan gebang sekolah ini. Setelah oppa mengantarku, dia buru-buru pergi ke kampusnya. Hari ini dia
ada kelas pagi makanya dia terburu-buru. Untung aku membangunkannya paling
tidak dia tidak tarlambat untuk ke kampus. Oppaku
kuliah di salah satu univeritas terkenal di Korea Selatan ini, yup benar sekali
oppaku kuliah di Konkuk University.
“Aaawwhh”
Rintihku saat aku terjatuh. Rasanya aku telah menabrak seseorang, cepat-cepat
aku berdiri, membersihkah rok belakangku yang kotor dan langsung membungkuk
meminta maaf pada orang tersebut.
“Mianhamnida” Ucapku sambil terus
membungkuk kepada orang tersebut tanpa melihat wajahnya. Aku sungguh malu, ini
semua karena kecerobohanku yang selalu berjalan tanpa melihat kemana arah aku
berjalan.
“Jeongmal, mianhamnida” Kataku lagi,
uuhhh aku sangat malu, eottoke? apa yang
harus aku lakukan sekarang?
“Ya! Apa kau
tidak punya mata? lihat arah jalanmu! bukan menunduk seperti itu? memang ada
uang jatuh di sana eoh?!” Suara bassnya membuatku tersentak, ternyata orang
yang aku tabrak adalah seorang namja?
tapi kenapa dia jadi marah-marah begini? aku kan tidak sengaja, lagipula dia
baik-baik saja kan? yang jatuh itu aku buakan dia!
“Eoh... Mianhamnida, aku tidak sengaja lagipula kau
baik-baik sajakan atas kejadian ini, kenapa kau harus marah?” Tanyaku padanya
yang langsung mengubah mimik wajahnya menjadi semakin kesal, mungkin.
“Apa yang
kamu bilang?! aku memang baik-baik saja tapi kau menghangi jalanku!” Bentaknya
padaku dan tanpa babibu dia pergi meninggalkanku di sini. Cih namja macam apa itu? Marah-marah hanya
karena tertabrak orang, toh dia tidak kenapa-kenapakan seperti yeoja yang sedang datang bulan saja.
“Aaawwhh”
Yeoja itu menabrakku dan terjatuh begitu saja. Cepat-cepat yeoja itu berdiri, membersihkan rok belakangnya dan langsung
membungkuk meminta maaf padaku.
“Mianhamnida” Ucapnya sambil terus
membungkuk kepadaku tanpa melihat wajahku. Dia sepertinya sungguh malu,
terlihat dari mimik wajahnya yang ia sembunyikan di balik rambut hitamnya itu.
Ini semua karena kecerobohannya.
“Jeongmal, mianhamnida” Katanya lagi. Apa
sih yang yeoja ini lakukan? berjalan
menunduk tanpa melihat arah kemana ia berjalan. Memangnya ada uang jatuh disana?
sungguh menyebalkan.
“Ya! Apa kau
tidak punya mata? lihat arah jalanmu! bukan menunduk seperti itu? memang ada
uang jatuh di sana eoh?!” Kataku padanya langsung membuat yeoja di depanku ini
tersentak dan langsung mendongakkan wajahnya ke arahku.
“Eoh... Mianhamnida, aku tidak sengaja lagipula
kau baik-baik sajakan atas kejadian ini, kenapa kau harus marah?” Yeoja ini bilang apa? tidak sengaja
katanya? jelas-jelas dia yang menabrakku. Memang aku baik-baik saja tapi yeoja
ini menghalangi jalaku.
“Apa yang
kamu bilang?! aku memang baik-baik saja tapi kau menghangi jalanku!” Aku mulai
geram dengan yeoja yang ada di
hadapanku ini, tanpa babibu aku pergi meninggalkannya.
“Annyeonghaseo” Tedengar suara Jang seongsengnim. Saat ini aku sedang malas moodku hilang tiba-tiba ini semua
karena yeoja yang tanpa sengaja kutemui pagi ini. Yeoja itu sangat menyebalkan dasar yeoja babo.
Bisa di
lihat dari posisi dudukku ini, aku melipat tanganku di depan dada dan aku
palingkan wajahku ke arah jendela. Menyenderkan tubuhku dikursi kayu ini. Aku
duduk di pojok ruangan tanpa ada teman di sebelah meja dan kursiku. Yah aku
sendiri tidak ada teman sebangku tentunya.
“Annyeonghaseo seongsengnim” Semua menjawab
saat seongsengnim memberi salam kecuali aku tentunya.
“Hari ini
kita kedatanga teman baru, silahkan perkenalkan namamu nak” Huhhh aku membuang
nafas malas saat mengetahui kelas ini akan kedatangan murid maru , aku sama sekali
tidak tertarik akan hal ini. Tetap pada posisi awal dan tidak berniat
mengubahnya sedikitpun telinggaku tetap aku gunakan untuk mendengan semua
perkataan seongsengnim.
“Annyeonghaseo, jeonen Choi Youngmun imnida”
Dia seorang yeoja dan tunggu... sepertinya aku penah mendengar suaranya.
Suaranya tidak begitu asing di teinggaku. Apa aku salah dengar? yah terserah
lah aku tak peduli moodku tidak baik saat ini karena yeoja babo itu.
“Baik
Youngmun kamu bisa duduk disana, di bangku kosong di sebelah Jinki ne”
Aku rasa
anak baru itu sedang menuju kesini. Tak lama aku mendengar suara kursi di
sampingku berdecit karena bergesekan dengan lantai, munkin yeoja ini akan duduk dan tak lama lagi dia akan memperkenalkan
dirinya.
“Annyeong, jeonen Choi Youngmun imnida”
Tepatkan tebakanku yeoja ini pasti
akan memperkenalkan dirinya.
“Oh” Jawabku
tanpa memandangnya, tak peduli dia bepikian apa tentangku.
“Heemm,,,
kau Jinki ?” Kenapa yeoja ini banyak tanya sekali sih ?! apa dia tidak
mendengar seongsenim bilang. Membuat moodku hari ini semakin rusak!
“Ne! Apa kau tak mendengar kata
seongsenim eoh? menyebalkan” Kataku padanya dan kali ini aku meninggalkan
posisi nyamanku yang kini menghadap lawan bicaraku, betapa terkejutnya aku
melihat bahwa yeoja di hadapanku ini
adalah yeoja mejebalkan yang
menabraku tadi pagi.
Betapa
terkejutnya Jinki saat tahu bahwa anak baru yang akan sebangku dengannya selama
di sekolah ini ada yeoja yang
menabraknya tadi pagi saat di gerbang sekolah. Mata sipit Jinki kini membesar
raut wajahnya yang tadi malas berubah menjadi kaget.
“Ya! Kau kan
namja pemarah yang tadi pagi!” Kata
Youngmun menampilkan wajah terkejut dengan jari telunjuknya yang ia tunjukkan
ke arah wajah Jinki.
“Haaiiiss
kau lagi, dasar yeoja menyebalkan”
Gumam Jinki malas, tapi masih bisa di dengar jelas oleh Youngmun yang ada di
sampingnya.
“Apa kau
bilang? yeoja menyebalkan? kau yang
menyebalkan dasar namja pemarah!”
Omel Youngmun pada Jinki dengan sedikit penekan pada setiap kata yang ia
ucapkan.
“Bisakah kau
diam? aku sedang tidak ingin meladeni yeoja
babo sepetimu” Youngmun tidak terima atas perkataan Jinki barusan, namja itu bilang dia adalah yeoja babo ?
“Wae?! apa
yang barusan kau katakan?!” Youngmun berkata sambil memutan badannya menghadap
Jinki yang ada di sebelah kananya dengan kasar.
“Aku bilang
kau itu YEO-JA BA-BO apa kau sudah dengar?” Jinki juga memtar badanya menghadap
Youngmun dan sedikit mendekatkan wajahnya ke arah yeoja itu dengan.
“Ya!”
Youngmin berteriak dan tanganya sudah mengapung di udara siap untuk menghajar
Jinki. Tapi semua itu ia tepis saat seongsenim
dan anak-anak lain melihat ke arahnya secaa bersamaan karena mendengar
lengkingan suaran milik Youngmun. Cepat-cepat Youngmun membungkuk berkali-kali
dan langsung menunduk karena malu. Di saat seperti itu Jinki malah menahan tawanya
“Rasakan” Kata Jinki dalam hati dan tersenyum evil.
Suara bel
istirahat sudah menggema di semuruh kelas dan lorong sekolah. Sekarang kelas
sudah sepi karena anak-anak kini memenuhi kantin untuk makan siang atau sekedar
minum dan berbincang dengan kawan mereka.
Dimeja nomor
dua dari depan terlihat dua orang namja
sedang berbincang-bincang.
“Hyung gwenchana? hari ini kurasa moodmu sedang tidak baik” Kata Taemin
pada hyungnya dengan wajah sedikit
khawatir.
“Apa aku
terlihat baik-baik saja eoh? Tebakanmu itu benar saat ini moodku sedang tidak
baik” Jinki menjawab dengan malas dan mengaduk-ngaduk jus mangga di depanya
dengan sedotan.
“Sudah ku
duga hyung, apa semua ini karena yeoja yang menabrakmu tadi pagi eoh?”
Tanya Taemin kemudian meminum banana milk dan menunggu jawaban hyungnya.
“Yeoja itu memang sangat menyebalkan Ya..
bagaimana kau tau soal yoja babo itu hah?”
Namja ini terkejut dan bingung
tentang pernyataan deongsengnya.
“Kau ini
bagaimana sih hyung kita kan
berangkat bersama, tidak-tidak kau meninggalkanku! Yah,, tidak sengaja aku
melihat yeoja itu menabrakmu”
“Soal
meninggalkanmu tadi pagi aku minta maaf, aku meninggalkanmu karena kau sangat
lamban! Jangan bahas ini lagi arraseo?”
“Dasar hyung menyebalkan. Arra aku tidak akan
membahasnya lagi”
“Jam berapa
ini hyung ?” Taemin bertanya pada
Jinki dan menarik tangan kiri namja sipit itu untuk melihat pukul berapa
sekarang.
“Aego! Sebentar lagi masuk hyung” Jinki yang ada di depan Taemin
memasang wajah yang penuh tanda tanya.
“Memangnya
ada apa ” Jinki melihat jamnya dan meneruskan perkataanya. “Kurang sepuluh
menit lagi kan? kenapa harus terburu-buru?” Tanya Jinki dengan wajah tanpa
datar.
“Setelah
istiahat ini ada pelajaran matematika hyung!,
kau taukan Song seongsenim itu bagaiman?” Matanya ia besarkan dan
menggunjacang-guncang pundak Jinki.
“Ya! ya! ya!
bisakah berhenti mengguncang-gunjang bahuku? aku ini lebih tua darimu Taemin”
Berontak jinki pada Taemin, setelah Taemin berhenti mengguncang-guncang bahunya
Jinki langsung menjitak kepala Taemin.
“Ya! hyung appo!” Rintih Taemin sambil
menggosok-gosok kepalanya yang sakit karena ulah Jinki.
“Kau ini
berlebihan sekali, dari pada kau disini sebaiknya kau ke kelas agar tidak di
omeli Song seongnim arraseo ?” Jinki
mulai menasehati dongsaengnya yang
kekanak-kanakaan itu.
“Ara ara, aku kelas dulu ne, annyeong”
Jinki hanya mengagguk dan akhirnya dongsaeng
manjanya itu pergi juga.
“Sepetinya
aku juga harus kembali ke kelas” Gumam Jinki dalam hati dan akhirnya
meniggalkan kantin.
Hari ini
adalah hari yang melelah kan bagi Jinki. Jinki bersyukur karena hari ini tidak
ada pelajaran tambahan sampai jam sepuluh malam. Tapi hari ini dia bertemu yeoja yang menyebalkan yang membuat moodnya di hari ini rusak.
Sekarang
Jinki dan Taemin berada di halte bus dekat sekolah mereka. Jinki dan Temin
jarang pulang dan berangkat bersama, mereka bertemu di halte ini juga karena
tidak disengaja.
“Hyung, kau pulang cepat juga?” Taemin
memulai percakapan.
“Ne, ku pikir hanya kelas 2 yang pulang
cepat tarnyata kelas 1 juga ?” Jinki menjawab dengan sedikit basa basi.
“Aku dengar seongsenim di sekolah kita sedang ada
rapat mendadak”
“Hyung coba lihat yeoja yang sedang berjalan dengan kepala menunduk itu?” Taemin
mamujuk yeoja yang ada diujung jalan
yang sedang berjalan menuju halte dimana mereka menunggu bus “Sepertinya aku
pernah melihatnya tapi dimana?” Namja berambut coklat ini memeruskan kata-kata
dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Jinki
menoleh kemana jari telunjuk Taemin menunjuk, namja sipit ini menyipitkan matanya memfokuskan fokus matanya
kearah seoarang yeoja yang sedang
bejalan menuju
“Ahh, yeoja babo itu” Jinki bergumam tapi
Taemin yang ada di sebelahnya masih bisa mendengar apa yang namja sipit ini
katakan.
“Ahh aku
ingat, itukan yeoja yang menabrakmu tadi pagi” Taemin menjentikan jarinya dikarena
telah mengigat yeoja yang ia tunjuk
tadi.
Seharusnya oppa yang menjemputku. Ahh oppa memang sangat menyebalkan lebih
memilih pulang dengan chingu-chingunya
dari pada denganku. Aku berjalan dengan menunduk mungkin itu kebiasaanku dari
kecil. Bila ada yang bertanya ‘mengapa aku berjalan dengan kepala di tundukkan’
maka aku akan menjawab ‘aku tidak tau’. Banyak yang berpikir jalan dengan
posisi ini membahayakan, aku rasa itu tidak berbahaya aku tidak pernah menabrak
orang sebelumnya. Soal tadi pagi itu sebagian besar bukan salahku mungkin namja pemarah itu saja yang tidak punya
mata!
“Apa noona selalu berjalan dengan kepala
ditundukan seperti itu?” Ku rasa ada yang berbicara denganku. Aku tegakkan
leherku ternyata aku sudah sampai di halte bus. Kulihat ada dua namja di hadapanku. Asshh kenapa namja pemarah itu lagi? sangat
menyebalkan.
“Ne?” Aku
bingung dengan pernyataan salah satu namja
itu. Aku rasa yang memanggilku noona
itu pasti namja manis berambut coklah
di samping namja pemarah.
“Selain babo kau juga punya penyakit gagguan telingga?” Apa yang dia katakan?! sangat
menyebalkan, lihat senyum evilnya itu. Andai tidak ada orang banyak disini
sudahku habisi kau!
“Wae?!” Aku emosi, aku pelototi dia yang
sedang memasang wajah yang meremehkan.
“Aego, Jangan bertengkar disini
memalukan” Namja manis ini tiba-tiba
ada di antaraku dan namja pemarah ini
sepertinya namja cute ini takut kalau aku akan menyakiti namja sipit di hadapanku ini.
Beberapa
menit ini kami lalui dengan diam, salah satu dari kami tidak ada yang membuka
percakapan, asshh siapa yang mau bicara dengan namja pemarah seperti dia ? aku lebih ingin berbicara dengan namja cute ini aku juga penasaran dengan
namja cute disebelahku ini. Iya,
sekarang namja cute ini ada di
sebalahku mungkin takut aku akan bertengkar dengan namja pemarah itu.
“Ehhmm”
Sekarang aku mulai menarik perhatian namja
manis ini, dia melihat ke arahku.
“Noona kenapa? haus?” Wahh namja ini sangat pengertian. Kulihat dia
mengambil sesuatu dari tasnya, sebuah botol air minum berwrna kuning.
“Minumlah noona, pasti kau lelah berdiri menunggu
bus dari tadi” Namja ini menyodorkan
minumannya padaku, sungguh baik tidak seperti namja sipit itu.
“Oug, tidak
usah” Aku menolak, padahal sebenarnya aku haus.
“Tidak
apa-apa noona, lihat bibir noona kering” Apa yang dia lakukan?!,
wajahnya begitu dekat aku rasa wajahku sudah memerah sekarang.
Youngmun
mulai gugup dengan keadaan ini, Youngmun salah tingkah dia bingung harus
berkata apa pada namja yang dia tidak
kenal ini jangankan kenal namanya saja dia tidak tau.
“Bila yeoja ini tidak mau berikan saja padaku
Taemin” Jinki tiba-tiba mengambil botol yang ada di tangan Taemin dengan
tampang yang datar.
“Jadi namja cute ini bernama Taemin” Gumam
Youngmun dalam hati. Rasanya senang sudah tau nama namja cute ini.
”Ya! apa
yang kau lakukan hyung?” Taemin ingin
mengambil botol minumnya tapi sayang air dalam botol itu sudah di tegak habis
oleh Jinki.
“Haaiiss,
maafkan hyungku noona” Taemin membungkuk kepada Youngmun.
“Gwenchana” Youngmun tersenyum pada
Taemin tapi saat melihat Jinki senyumnya menghilang berubah menjadi wajah yang
kesal.
“Nah Taemin gomawo” Jinki menyodorkan botol air
minum milik Taemin.
“Ne” Taemin mengambil botol air minum itu
dan menaruhnya di tas.
“Sepertinya
busku sudah datang, aku duluan annyeong”
Kata Youngmun kepada Taemin bukan dan tidak menghiraukan keberadaan Jinki
“Oh, itu
juga bus kami kita satu arah noona” Setalah melihat bus yang datang Taemin tau
bahwa bus itu juga yang akan membawanya pulang bersama Jinki.
“Jinja? ini kebetulan” Youngmun tidak
menyaka akan satu bus dengan namja cute
yang bernama Taemin ini, perasaanyang tadi kesal karena ulah Jinki kini sirna
seketika.
“Ayo cepat,
bila terlalu banyak bicara kita bisa ditinggal oleh bus” Jinki naik terlebih
dahulu ke bus meninggalkan Taemin dan Youngmun.
Di dalam bus
Jinki,Taemin,dan Youngmun tidak mendapatkan tempat duduk, mau tak mau mereka
harus berdiri.
“Oh ya,
namamu Taemin kan?” Youngmun berbicara kepada Taemin yang sekarang ada di
depannya.
“Ne, bagaimanan noona tau ?” Taemin bertanya dengan kepala sedikit di miringkaan ke
sebelah kanan.
“Ah itu, aku
dengar namja pemarah ini memanggilmu
Taemin tadi” Dengan menekan kata-kata ‘namja
pemarah’ tangannya menunjuk ke arah belakang menunjuk Jinki yang ada tepat
di belakangnya.
“Dasar
penguping” Kata Jinki yang pasti di tujukan kepada Youngmun.
“Ya! Jinja ? Kau memang namja yang menyebalkan” Youngmun memutar badannya meghadap Jinki
dan tanpa sengaja tubuh Youngmun jatuh ke arah Jinki yang berada di depannya,
dengan sigap Jinki menahan tubuh yeoja
bermarga Choi ini. Wajah Youngmun tiba-tiba memanas, jantungnya berdegup
kencang di posisi seperti ini Youngmun bisa mengirup aroma tubuh Jinki. Mata
Youngmun dan Jinki bertemu degupan jantung Younmun semakin keras.
“Aego! Noona gwenchana? untung ada hyung yang menahanmu” Perkataan Taemin
membuat Youngmun kembali ke alam sadarnya. Yeoja ini mengelejapkan matanya.
“Gwenchana Taemin, oh gomawo Jinki-ssi” Youngmun gugup dengan keadaan ini.
“Ah aku sudah sampai, aku duluan annyeong”
Youngmun turun dari bus dengan tergesah-gesah.
“Ne.. Annyeong” Kata Taemin ramah.
Sedangkan Jinki hanya melihat yeoja
itu dengan wajah datar.
“Kenapa dia?
yeoja yang aneh” Gumam Jinki yang
tidak di dengar oleh Taemin.
Saat sudah
turun dari bus, Youngmun melihat Taemin melambaikan tangan kearahnya. Dengan
senyum yang di buat-buat Youngmun tersenyum kearah Taemin dan melambaikan
tangannya. Kini Youngmun menghadap belakang ia memukul dahinya.
“Haiiss,
kenapa aku jadi begini? Ya! kenapa aku berdegup seperti itu eoh?” Kini Youngmun
memukul-mukul dadanya.
“Yaaa!!! Aku
kesiangan!” Suara teriakan Yougmun terdengar sampai ke kamar Minho dan membuat
pemilik kamar terbangun.
“Ya!
Youngmun-ah bisa kah kau tenang sedikit! Aku baru tidur jam 4 pagi tadi!” Omel
Minho pada Youngmun yang kamarnya tepat di samping kamar Minho.
“Bagaimana
aku mau tenang oppa?! Aku kesiangan!”
Youngmun bertetriak lagi agar sangoppa
bisa tau alasan apa yang membuat yeoja
manis ini berteriak.
“Youngmun-ah
inikan tanggal merah kau masih mau sekolah eoh?” Kini Minho ada di depan pintu
kamar Youngmun yang tidak di tutup.
“Jinja?” Youngmun berlari ke arah meja
belajarnya dan mengambil kalender dan melihat tanggalan. “Mian oppa, aku tidak tau kalau hari ini tanggal merah” Youngmun
menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Haiiss kau
ini, aku mau melanjutkan tidurku, jangan ganggu aku! Arraseo?!”
Di saat
libur seperti ini biasanya Youngmun habiskan di rumah tidak seperti dulu
saat kedua orangtuanya masih ada.
Biasanya saat hari libur appa dan eomma Youngmun selalu mengajak berlibur
di taman kota hanya sekedar piknik dan bersantai. Orangtua Youngmun dan Minho
sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Saat itu Youngmun masih duduk dibangku
sekolah menengah pertama sedangkan Minho dibangku sekolah menengah keatas. Appa dan eomma youngmun meninggal karena kecelakaan.
“Oppa aku pergi dulu ne!” Lagi-lagi
Youngmun berteriak dari lantai satu.
“Ne, Jangan pulang malam ne!” Minho yang berada di lantai dua
juga berteriak agar dongsaengnya bisa mendegar.
“Ne oppa! Aku pergi dulu” Youngmun
mengabil jaket yang ada di sofa dan bergegas pergi.
Udara di
tempat ini sangat segar, mungkin karena banyak pepohohan dan bunga-bunga
dimana-mana. Ditaman ini dulu biasanya Youngmun dan keluarganya habiskan waktu
bersama, menghabiskan hari libur bersama menghilangkan penat yang biasanya
menghiasi hari mereka. Kini semua tinggal kenangan, semuanya telah hilang
dimanakan oleh waktu. Senyum appa dan
eomma Youngmun masih bertebaran di
pikiranya.
Lembutnya tangan eommanya
masih terasa di pipi Youngmun, yeoja
ini merasa baru kemarin ia merasakan sentuhan itu tapi kenyataannya sudah tiga
tahun ini eommanya tidak bisa
menyetuhnya lagi. Masih teringat juga saat appanya menasehatinya tentang segala
hal. Masih ingat juga saat appanya
bangga saat dia mendapat juara satu di kelas. Itu semua hanya bisa di kenang
oleh Youngmun.
Dikursi
taman yang menghadap danau kecil ini Youngmun duduk. Dengan tatapan kosong
Youngmun menatap danau di depannya. Tak lama air mata mengalir dari mata
indahnya, air itu mengalir tanpa izin sang pemilik, air itu terus mengalir
tanpa henti. Kini Youngmun menangis, menangis karena mengigat semua kenangan
bersama kedua orangtua yang ia sangat sayangi. Bahu Youngmun bergetar yeoja
bermata coklat ini menunduk tak bisa membendung rasa sedihnya.
Yongmun
merasa ada yang menyetuh bahunya. Tanpa ragu Youngmun menoleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar